Home > Budaya

Prasasti Kantor Ledeng yang Hilang Tertemukan

Dalam sejarahnya, Kantor Ledeng dibangun sebagai menara air atau watertoren untuk menampung air bersih yang kemudian dialirkan ke pemukiman atau rumah warga di Palembang)

Kemas Ari (kanan) dengan Pompa Air Kantor Ledeng yang akan dipamerkan di Office Muuseum Kantor Wali Kota Palembang. (FOTO: D Oskandar)
Kemas Ari (kanan) dengan Pompa Air Kantor Ledeng yang akan dipamerkan di Office Muuseum Kantor Wali Kota Palembang. (FOTO: D Oskandar)

Artinya:

DEWAN KOTA

PALEMBANG

MEMUTUSKAN DALAM SIDANGNYA

PADA TANGGAL 8 MARET

TAHUN 1928

SELAMA MASA PEMERINTAHAN

WALI KOTA

D.E.E. JLE COCO DARMANDVILLE

UNTUK PEMBANGUNAN

SALURAN AIR MINUM DI PALEMBANG.

DALAM SIDANG TANGGAL 26 AGUSTUS

TAHUN BERIKUTNYA, SELAMA

MASA PEMERINTAHAN WALI KOTA

D.R.C.A.F.J. NESSEL VAN LISSA

DIPUTUSKAN UNTUK MENGGABUNGKAN

MENARA AIR DENGAN BALAI KOTA YANG BARU.

PEKERJAAN INI DITERIMA SESUAI DENGAN

RANCANGAN YANG DIUSULKAN OLEH

Ir. S.S. NUIJF

YANG MENGERJAKAN PROYEK INI

BERSAMA DENGAN

HOLLANDSCHE BETON Mij.

SALURAN AIR INI MULAI DIGUNAKAN

PADA TANGGAL 1 JUNI TAHUN 1931.

BATU TANDA INI DITANAM

PADA BULAN AGUSTUS 1932, PADA SAAT

MASA PEMERINTAHAN WALI KOTA

YANG DIJALANKAN OLEH

Ir. F.C. Van LIER.

Menurut Kemas Ari, tulisan pada prasasti menyebutkan bahwa Kantor Ledeng di Palembang berdiri pada 1928. Usia gedung atau bangunan kantor Wali Kota Palembang tersebut pada taun 2028 nanti akan tepat berusia 100 tahun.

“Prasasti tersebut sekaligus membuktikan bahwa Wali Kota Palembang pernah dijabat bangsa kolonial bernama Ir R.C.A.F.J. Le Cocq d Armandville. Ini bukti dan saksi sejarah pembangunan gedung Wali Kota Palembang di Jalan Merdeka sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, yakni tahun 1929 hingga 1930. Tertulis dalam bahasa Belanda, Kantor Ledeng diresmikan tahun 1932”, katanya.

× Image