Home > Budaya

Prasasti Kantor Ledeng yang Hilang Tertemukan

Dalam sejarahnya, Kantor Ledeng dibangun sebagai menara air atau watertoren untuk menampung air bersih yang kemudian dialirkan ke pemukiman atau rumah warga di Palembang)
Prasasti Kantor Ledeng yang hilang telah ditemukan. (FOTO: IG @doedyaja)
Prasasti Kantor Ledeng yang hilang telah ditemukan. (FOTO: IG @doedyaja)

KINGDOMSRIWIJAYA – Ada yang tahu, ada berapa “kantor ledeng” di Indonesia, kantor yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda zaman kolonial?

Mencoba mencari jawabannya ke mesin pencari. Jawaban yang diberikan “Sang Mesin Pencari”, hanya ada berada di satu kota, yakni Palembang ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kota tertua di Indonesia yang usianya 1.341 pada 17 Juni 2024.

Mungkin “kantor ledeng” ada di kota lain, tapi tidak ditemukan Sang Mesin Pencari karena belum dicari atau belum teridentifikasi. Mesin pencari ada menemukan yang berkaitan dengan ledeng, seperti menara air di Kota Tegal. Menara air atau “waterleiding” merupakan bangunan menara air sebagai bukti peninggalan kolonial Belanda yang menyediakan suplai air bersih bagi masyarakat setempat. Waterleiding di Kota Tegal diresmikan tahun 1931.

Di Jakarta zaman Hindia Belanda pernah dibangun Gudang Air di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Gudang air tersebut diresmikan pada tanggal 23 Desember 1922 kemudian menjadi tanggal hari jadi PAM Jaya. Pada waktu itu kota Batavia (sekarang Jakarta) tengah krisis air bersih. Untuk mengatasinya penguasa Hindia Belanda mencari bersih. Sumber air bersih tersebut ditemukan di Bogor.

Kenapa bernama “kantor ledeng”? Menurut Ananta Herdiasa dalam “Sejarah ‘Air Ledeng’ di Indonesia dari Masa Kolonial Belanda” (2024), banyak orang di Indonesia mengenal air yang dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai “air ledeng”.

Sebutan “air ledeng” ini telah begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Istilah “air ledeng” sendiri sebenarnya merupakan warisan dari masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada masa itu, Belanda membangun sistem distribusi air bersih yang canggih di berbagai kota di Indonesia.

Pada awal 1900-an, pemerintah kolonial Belanda mulai menyalurkan air bersih melalui sistem perpipaan. Pembangunan pipa-pipa besar ini berlangsung antara tahun 1920-1923 dan dikenal dengan sebutan “waterleiding” dalam bahasa Belanda.

× Image