Home > Budaya

Prasasti Kantor Ledeng yang Hilang Tertemukan

Dalam sejarahnya, Kantor Ledeng dibangun sebagai menara air atau watertoren untuk menampung air bersih yang kemudian dialirkan ke pemukiman atau rumah warga di Palembang)

Sungai Musi dengan latar belakang Kantor Wali Kota Palembang dulu Kantor Ledeng menjadi gedung tertinggi di Palembang Tahun 1930-an. (FOTO: https://charmingpalembang.com/)
Sungai Musi dengan latar belakang Kantor Wali Kota Palembang dulu Kantor Ledeng menjadi gedung tertinggi di Palembang Tahun 1930-an. (FOTO: https://charmingpalembang.com/)

Dalam bahasa Belanda, “leiding” artinya saluran atau pipa, sedangkan “water” berarti air. Secara harfiah “waterleiding” berarti saluran air. Masyarakat lokal yang kesulitan mengucapkan “leiding” kemudian memodifikasi kata tersebut menjadi “ledeng”. Dari sinilah istilah “ledeng” mulai dikenal untuk merujuk pada air yang disalurkan melalui pipa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “ledeng” adalah sebutan atau nama tidak baku, yang baku adalah “leding” yang artinya saluran air bersih yang terbuat dari besi, paralon, dan sebagainya.

Kantor Ledeng

Tentang Kantor Ledeng di Palembang yang kini menjadi Kantor Wali Kota Palembang punya cerita tersendiri. Kantor Wali Kota atau kantor ledeng yang beralamat di Jalan Merdeka ini empat tahun lagi akan tepat berusia satu abad atau 100 tahun.

Adalah Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang Abdulrauf Damenta menggagas adanya Office Museum di gedung kantor Wali Kota Palembang. Gagasan ini mendapat sambutan dari Masyrakat Sejarah di Palembang dan Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass). Kemas Ari Panji anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang mengatakan, “Kami mendukung gagasan dari Pak Wali Kantor Ledeng ini atau kantor Wali Kota Palembang ini sebagai Office Museum”.

Menurut Kemas Ari, “Office Museum ini memiliki nilai sejarah tinggi, Tim TACB melihat pembuatannya tidak mengubah konstruksi asli Kantor Ledeng. Yang tidak diperbolehkan mengubah dari struktur bangunan. Sebagai tambahannya, akan dipasangkan kembali replika prasasti pembangunan Kantor Ledeng di bagian halaman depan gedung”, ujarnya.

Justru yang terjadi kemudian saat para pekerja akan memasang replika prasasti pembangunan Kantor Ledeng, tertemukan replika prasasti yang asli. Pada 28 November 2024, menurut Wiji, tukang yang pertama kali menemukan prasasti asli pendirian dan peresmian Kantor Ledeng saat hendak memasang replika prsasati ke dinding.

Saat sedang membobok dinding Wiji menemukan lapisan dinding dari bahan batu granit dan ada tulisan yang dikiranya prasasati candi. Lalu temuan tersebut disampaikan kepada anggota Tim TACB Kemas Ari Panji. Setelah seluruh lapisan dinding yang menutupinya dibersihkan, terlihat bahwa benda itu prasasati asli pembangunan dan peresmian Kantor Ledeng yang dibangun penguasa Hindia Belanda pada masanya.

× Image