Shinkansen Kereta Cepat Pertama di Dunia sudah 60 Tahun Beroperasi
Tahun 1892 Pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan UU Konstruksi Kereta Api yang mengatur standar teknis sarana dan prasarana kereta api akibat menjamurnya perusahaan kereta api di Jepang. Saat itu dimulai peralihan kereta api berbasis uap menjadi kereta berbasis istrik. Tahun 1901 Jepang telah mampu memproduksi lokomotif pertamanya.
Sebelum masa perang, Jepang telah memproduksi KRL (Kereta Rel Listrik) dan membangun jalur kereta api bawah tanah pertama yang dibangun oleh Tokyo underground railways yang kini menjadi Tokyo Metro jalur Ginza. Saat Perang Dunia ke II, kereta api menjadi alat transportasi vital bagi mobilisasi perang. Setelah Perang Dunia II berakhir tahun 1945 perusahaan kereta api di Jepang mengalami masa sulit.
Namun patut diakui, menurut Farrell Hamzah Syuhada dan Oktaviana Putri dalam “Analisis Sejarah dan Perkembangan Perkeretaapian di Jepang” (2023) bahwa sebelum perang dunia kedua berakhir, Jepang sudah memiliki perkeretaapian yang baik. Kemudian Jepang mulai melakukan modernisasi terhadap infrastruktur perkeretaapiannya, seperti membangun jalur lebih banyak lagi untuk kereta api sebagai sarana transportasi umum mereka.
Mengutip Farrell Hamzah Syuhada dan Oktaviana Putri, Juli 1948 Jendral
MacArthur mengirimkan sebuah telegram dengan sebuah perintah untuk membangun ulang jalur kereta api Jepang yang rusak akibat peperangan. Jepang pun menyetujui ide MacArthur dan meresmikan perusahaan kereta mereka dengan nama Japanese National Railway (JNR)
Shinkansen Diluncurkan
Pada tahun 1949 di bawah jawatan kereta api JNR perkeretaapian Jepang melangkah menuju era baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Gebrakan pertama adalah peluncuran KRL seri 80 untuk layanan penumpang antara Tokyo-Numazu. Kemudian lahir ide untuk melahirkan kereta cepat yang datang dari Hideo Shima, seorang insinyur kereta api yang visioner, dan Sogo Shinji, seorang eksekutif perkeretaapian.
Tahun 1959 dibangun konstruksi jalur Shinkansen pertama, jalur ini kemudian dikenal sebagai “Tokaido Shinkansen” yang menghubungkan Tokyo dengan Osaka, dua kota besar di Jepang yang merupakan pusat ekonomi terbesar saat itu. Pembangunan ini merupakan bagian dari persiapan untuk Olimpiade Tokyo 1964. Pembangunan ini mirip dengan pembangunan kereta LRT di Palembang yang menjadi bagian dari persiapan Asian Games XVIII tahu 2018.