Home > Politik

Walhi: Debat Cagub - Cawagub Sumsel Minim Isu Lingkungan

Alih-alih menjadikan debat ini sebagai momentum untuk menyampaikan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan Sumatera Selatan, para kandidat justru terlihat bermain aman.
Debat ketiga Pilkada Gubernur - Wakil Gubernur Sumsel 2024. (FOTO: Tangkapan layar KPU Sumsel)
Debat ketiga Pilkada Gubernur - Wakil Gubernur Sumsel 2024. (FOTO: Tangkapan layar KPU Sumsel)

KINGDOMSRIWIJAYA – Tahapan kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur – Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) memasuki masa akhir menjelang pemilihan pada 27 November 2024, ditandai dengan pelaksanaan debat ketiga atau terakhir, 21 November 2024.

Pelaksanaan debat tersebut mendapat perhatian dari organisasi lingkungan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel. “Selama pelaksanaan debat, dari tiga pasangan calon kepala daerah sangat minim membahas isu lingkungan hidup. Padahal kondisi lingkungan hidup di Sumsel tidak sedang baik-baik saja, ada masalah kebakaran hutan dan lahan, masalah eksploitasi sumberdaya alam, deforestasi dan bencana ekologis seperti banjir”, kata Febrian Putra Sopah Kadiv Kampanye Walhi Sumsel, Sabtu (23/11).

Febrian menjelaskan, pada debat terakhir minimnya pembahasan mendalam mengenai isu lingkungan hidup, pada sesi tanya jawab ada subtema empat yang membahas pada "Menyelesaikan persoalan daerah dengan subtema, mitigasi bencana dan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam”.

“Namun, alih-alih menjadikan debat ini sebagai momentum untuk menyampaikan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan yang dihadapi Sumatera Selatan, para kandidat justru terlihat bermain aman”, ujar Febrian.

Menurut Kadiv Kampanye WALHI Sumsel, gagasan yang disampaikan para kandidat hanya sedikit menyentuh inti persoalan, sementara isu krusial seperti deforestasi, kerusakan ekosistem, dan ancaman bencana ekologis yang semakin sering terjadi diabaikan.

Bencana Ekologis

Dalam catatan WALHI Sumatera Selatan selama 1 Januari - 22 November 2024 telah terjadi bencana ekologis banjir dan longsor sebanyak 77 kali. Bencana tersebar di 9 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

× Image