Home > Lingkungan

Palembang Darurat Iklim, Banjir Menelan Korban Jiwa Seorang Anak Tewas

Darurat Iklim Palembang Tenggelam dan Sumatera Selatan dalam Kepungan Bencana Ekologis.
Seorang aktivis lingkungan berorasi pada unjuk rasa bencana banjir ke DPRD Palembang. (FOTO: Dok. Walhi Sumsel)
Seorang aktivis lingkungan berorasi pada unjuk rasa bencana banjir ke DPRD Palembang. (FOTO: Dok. Walhi Sumsel)

KINGDOMSRIWIJAYA, Palembang – Musim penghujan telah tiba, Palembang kembali dilanda banjir. Hujan yang turun pada 18 November 2024 telah membuat beberapa wilayah di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terendam banjir. Banjir kali ini menelan korban jiwa seorang warga tewas.

Prihatin dengan kondisi banjir tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel bersama aktivis lingkungan dari Solidaritas Perempuan Palembang, Himpala Dharmapala Chakti, Masopala Unsri, BEM Unsri, BEM FH Universitas IBA, Rumah Relawan Peduli, Himasylva PCSI FP UM Palembang, mahasiswa Universitas Sumatera Selatan, Rabu (20/11) berunjuk rasa mendatangi DPRD Kota Palembang di Jalan Gubernur H Bastari.

Dalam aksi tersebut massa menuntut keadilan iklim. Massa membawa poster bertuliskan “Darurat Iklim Palembang Tenggelam” dan Sumatera Selatan dalam Kepungan Bencana Ekologis.

Para pengunjuk rasa diterima Ketua Komisi III DPRD Kota Palembang Rubi Indiarta. Koordinator aksi M. Rizki Syaputra menyampaikan tentang bencana banjir yang kembali melanda Palembang pada 18 November 2024 yang menelan korban jiwa seorang anak tewas tenggelam.

Seorang anak bernama Atha Paris (6 tahun) tenggelam di selokan Perumahan Gading Mansion, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang. “Insiden ini menunjukkan bahwa banjir tidak hanya menjadi ancaman ekonomi dan lingkungan, tetapi juga membawa duka mendalam bagi masyarakat”, kata Rizki Syaputra yang juga menyampaikan tuntutan kepada DPRD Palembang.

× Image