Home > Politik

Indonesia Masuk BRICS, kata Jim ONeill, BRICS akan Mengalahkan AS dan G7

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS membuka berbagai peluang dan tantangan yang perlu dikelola dengan bijak.

Ilustrsi BRICS. (FOTO: AP)
Ilustrsi BRICS. (FOTO: AP)

BRICS dpat disebut sebagai blok ekonomi dengan nuansa politik. BRICS memiliki kerjasama ekonomi yang luas dengan telah membentuk berbagai mekanisme kerja sama ekonomi, termasuk New Development Bank (NDB) yang menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang. Selain itu, BRICS juga mendorong pembentukan mata uang bersama untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

BRICS juga hadir sebagai suara alternatif dalam tata dunia yang menawarkan sebuah alternatif terhadap dominasi negara-negara Barat dalam tata kelola ekonomi global. Negara-negara BRICS seringkali bersuara bersama dalam forum-forum internasional untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang.

Meskipun fokus utama BRICS adalah ekonomi, organisasi ini juga memiliki dimensi politik yang signifikan. Negara-negara BRICS seringkali berbagi pandangan yang serupa mengenai isu-isu global seperti reformasi lembaga keuangan internasional dan tata kelola internet.

Jika BRICS disebut sebagai sebuah blok ekonomi dengan nuansa politik, sah saja. Namun organisasi ini tidak memiliki ambisi untuk membentuk sebuah aliansi militer seperti NATO, tetapi lebih berfokus pada kerja sama ekonomi dan memperkuat pengaruh negara-negara anggotanya di panggung dunia. BRICS menawarkan sebuah model alternatif bagi negara-negara berkembang untuk bekerja sama dan mengatasi tantangan global.

BRICS juga mengedepankan kesetaraan di antara anggotanya, tanpa struktur hierarkis yang kaku seperti sekretariat atau sekjen. Dengan kepemimpinan bergilir yang mengatur agenda dan menyelenggarakan pertemuan, Sebagai sebuah platform yang tidak memiliki basis institusional formal, BRICS mengandalkan protokol dan keputusan hasil pertemuan tingkat tinggi untuk mengatur langkah-langkah integrasi. Perkembangan BRICS menunjukkan pentingnya struktur kerjasama yang fleksibel namun terkoordinasi dalam mengatasi tantangan global tanpa dominasi satu negara.

BRICS tetap berpegang pada prinsip multipolaritas, di mana negara-negara anggotanya mempertahankan kedaulatan dan bekerja sama dengan tidak berorientasi pada konfrontasi. BRICS juga memiliki peran dalam menciptakan tatanan dunia multipolar yang menentang monopoli “barat” atau negara-negara “miliar emas”. Negara-negara BRICS menolak sistem dunia unipolar yang berbasis pada “aturan” yang tidak jelas dan hanya menguntungkan kepentingan tertentu. Melalui BRICS, negara-negara berkembang berusaha membentuk sistem yang lebih adil, di mana semua negara, besar maupun kecil, memiliki hak dan peran yang sama.

× Image