Home > Politik

Indonesia Masuk BRICS, kata Jim ONeill, BRICS akan Mengalahkan AS dan G7

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS membuka berbagai peluang dan tantangan yang perlu dikelola dengan bijak.

Logo BRICS (FOTO: EPA/SERGEI ILNITSKY)
Logo BRICS (FOTO: EPA/SERGEI ILNITSKY)

Menurut Nisa Kartika Noeraeni, Taufik Hidayat, dan Renaldo Benarrivo dalam “Kepentingan Ethiopia Bergabung dalam Keanggotaan Brazil, Russia, India, China, Dan South Africa (BRICS) Tahun 2023” (2024), BRIC menjadi awal dari peran proaktif negara berkembang dalam perekonomian dunia. Dominasi ekonomi yang telah diperoleh oleh BRIC, membuat BRIC melakukan perluasan blok multilateralnya, salah satu tujuannya adalah ke Afrika Selatan. Hubungan kerja sama antara BRIC dan Afrika Selatan telah terjalin cukup lama. Keputusan Afrika Selatan dengan mengajukan diri dan bergabung dengan BRICS menunjukkan kesinambungan dan adanya kedalaman dalam hubungan keduanya.

BRICS VS NATO

Mengutip Muslim dan Diah Ayu Permatasari dalam “Strategi dan Peluang Indonesia dalam Kerja Sama BRICS untuk Memperkuat Keamanan Ekonomi Nasional” (2024), BRICS memiliki beberapa tujuan utama yang tercantum dalam pernyataan bersama para pemimpin: mendorong reformasi arsitektur keuangan global yang lebih adil, menghindari politik kekuasaan yang mengabaikan kedaulatan negara, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan global.

Meskipun beberapa pihak mencoba membandingkan atau bahkan mengadu BRICS dengan NATO, BRICS tidak dirancang sebagai aliansi militer dan tidak memiliki angkatan bersenjata bersama. Sebaliknya, BRICS berfokus pada kerja sama ekonomi dan menjaga dialog politik yang konstruktif antara negara berkembang.

BRICS juga bukan blok pertahanan melainkan fokus pada ekonomi: Salah satu perbedaan paling mendasar antara BRICS dan NATO adalah fokusnya. Jika NATO secara eksplisit dibentuk sebagai aliansi militer untuk pertahanan bersama, BRICS lebih berorientasi pada kerja sama ekonomi. Tujuan utama BRICS adalah memperkuat pengaruh ekonomi negara-negara anggotanya di panggung dunia, meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama dalam berbagai bidang seperti energi, infrastruktur, dan teknologi.

Diantara negara-negara anggota BRICS tidak ada komitmen militer bersama. NATO yang memiliki perjanjian pertahanan kolektif yang mengikat, BRICS tidak memiliki komitmen militer yang formal. Anggota BRICS bebas untuk menentukan kebijakan luar negeri dan pertahanan masing-masing tanpa harus terikat pada keputusan bersama dalam hal militer.

× Image