Home > Eduaksi

Profesor Arizka Warganegara: Konflik dan Perang, Menguatnya Rezim Elektoral Demokrasi Berdampak Democratic Backsliding

Geografi politik sangat relevan dalam hal memberikan direction yang komprehensif dalam menganalisa situasi global dan lokal yang terus berada dalam keadaan tidak menentu (uncertain).
Arizka Warganegara Guru Besar Bidang Geografi Politik Fisip Universitas Lampung. (FOTO: Dok. Pribadi)
Arizka Warganegara Guru Besar Bidang Geografi Politik Fisip Universitas Lampung. (FOTO: Dok. Pribadi)

KINGDOMSRIWIJAYA, Bandarlampung – Universitas Lampung (Unila), Senin (2/12) kembali menambah jumlah guru besar. Kali ini pada rapat senat luar yang dipimpin Rektor Lusmeilia Afriani, Unila menambah enam buru besar baru dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Pertanian (FP) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Salah satu guru besar tersebut adalah Arizka Warganegara dari Fisip yang berhak menyandang gelar guru besar bidang Geografi Politik. Prof Arizka Warganegara, S.IP, M.A,Ph.D menyampaikan orasi ilmiah pengukuhannya berjudul “Mengembangkan Studi Geografi Politik di Indonesia: Tantangan dan Harapan”.

Arizka Warganegara yang menyelesaikan pendidikan Strata Tiga (S3) di University of Leeds, Inggris pada bidang Political Geography dalam orasinya mengusulkan mata kuliah geografi politik harus dimasukan sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam dalam program studi ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hubungan internasional, admnistrasi negara, dan geografi.

“Selama ini praktis terlihat hanya beberapa prodi yang mengakomodasi studi geografi politik sebagai mata kuliah seperti halnya prodi ilmu geografi, ilmu politik atau ilmu hubungan internasional”, kata guru besar kelahiran 20 Juni 1981.

Menurut alumnus Fisip Unila tahun 2003, pengembangan studi geografi politik sangat relevan dalam hal memberikan direction yang komprehensif dalam menganalisa situasi global dan lokal yang terus berada dalam keadaan tidak menentu (uncertain).

× Image