Agus Fatoni Berinovasi, IPDN Beri Penghargaan Kartika Pamong Praja Madya
Keempat, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumatera Selatan (GPSSS) yang direncanakan akan membangun sanitasi sebanyak 6.984 rumah warga. Kelima, Gerakan Penanganan Stunting se-Sumatera Selatan (GPStSS) yang saat ini tercatat 33,64 persen anak dibantu melalui program Bunda Ayah Asuh Stunting (BAAS) tersebar di 17 kabupaten/kota se-Sumsel.
Keenam, Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Pangan (GSMP) yang mengajak masyarakat untuk mau memulai menanam bahan pokok seperti bawang merah dan cabai di pekarangan rumah masing-masing. Gerakan ini kemudian diperluas melalui GSMP Goes to School and Goes to Office.
Ketujuh, adalah Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Energi. Gerakan ini merupakan kolaborasi antara BUMN dengan BUMD untuk kemandirian energi di Sumatera Selatan.
Tujuh gerakan ini mengingatkan kepada masa-masa tahun 1990-an berkisar antara tahun 1994 – 1997. Masa itu bermula setelah Agus Fatoni lulusan dari SMAN I Tanjungkarang yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman, Bandarlampung tahun 1991. Fatoni lalu melanjutkan pendidikan
Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) selesai Program D3 tahun 1994. Sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan strata satu (S1) STPDN, ia mulai berkarir sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Daerah Lampung.
Saat Agus Fatoni sempat menjadi staf yang mendampingi Gubernur Lampung masa itu Poedjono Pranyoto. Poedjono Pranyoto menjadi gubernur yang sukses pada masa itu salah satunya meraih penghargaan bergengsi Parasamya Purnakarya Nugraha, sebuah penghargaan yang diberikan setiap lima tahun sekali langsung oleh Presiden Soeharto.
Pada masa itu Gubernur Poedjono Pranyoto mencanangkan gerakan pembangunan yang bernama “Gerakan Sakai Sambayan”. Melalui Instruksi Gubernur (Ingub) No. INS/04/Bappeda/HK/1996 Gubernur Lampung mencanangkan “Gerakan Pembangunan Terpadu Sakai Sambayan”. Sakai Sambayan berasal dari bahasa Lampung, sakai berarti tolong menolong dan sambayan berarti gotong royong.
Sakai sambayan pada hakekatnya menunjukkan rasa partisipasi yang dalam serta solidaritas yang tinggi masyarakat terhadap sesuatu kegiatan atau kewajiban yang harus dilakukan. Gerakan Sakai Sambayan menjadi gerakan pembangunan yang menekankan pada partisipasi rakyat sebagai pilihan kebijakan yang dianggap lebih tepat untuk menyadarkan atas kemampuan rakyat dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya secara mandiri.