Ke Grasberg Mendaki Keindahan di Puncak Papua
Di dalam kereta gantung ada dua orang karyawan PTFI yang mengoperasikannya dan berkomunikasi dengan operator jika terjadi kendala. Kenyamanan dan keselamatan penumpang kereta gantung sangat menjadi perhatian perusahaan tambang yang kini 51 sahamnya milik Pemerintah Indonesia. Jika terjadi pemadaman listrik atau kerusakan disiapkan generator cadangan dengan kereta penyelamat. Kereta gantung saat hujan turun tetap beroperasi dan berhenti beroperasi jika kecepatan angin mencapai 12 m/s.
Kereta gantung bergerak naik dengan perlahan dengan kecepatan 7,5 – 9 meter/ detik. Dari ketinggian dengan pemandangan lepas terbuka jika cuaca cerah ke arah bawah bisa melihat kolam bundar penampungan air konsentrat di terminal Mile 74. Karyawan PTFI menyebutkan “Bundaran HI-nya” Tembagapura. Obyek ini selalu menjadi bidikan kamera para pengunjung Grasberg.
Perjalanan dengan kereta gantung ini mengingatkan pada perjalanan dengan kereta ganting ke Mount Titlis di Swiss yang tingginya hanya 3.020 mdpl. Jika di Swiss untuk mencapai puncaknyanya yang bersuhu 0 derajat celcius harus berganti dua kali kereta gantung.
Setelah bergantungan di atas kereta gantung sekitar 20 menit tibalah di terminal EB. Dari sini perjalanan dilanjutkan menggunakan bus ke area bibir tambang terbuka Grasberg yang disebut Overlook Bunaken yang berada pada ketinggian 4.230 mdpl. Selama dalam perjalan akan berselisih jalan dengan truk-truk tambang berukuran raksasa atau big jumbo.
Setiba di Overlook Bunaken jika bernasib baik dan cuaca cerah maka dikejauhan akan terlihat salju abadi Puncak Jaya Wijaya pada puncuk tertinggi Pegunungan Tengah. Itulah salju yang ada di wilayah khatulistiwa dengan warna putihnya menyapa langit yang berwarna biru.
Juga terlihat tambang terbuka Ertsberg yang merupakan tambang pertama dikelola Freeport Indonesia mulai 1972 dan berakhir 1989. Erstberg (atau Gunung Bijih) ditemukan Jean-Jacques Dozy seorang geolog Belanda tahun 1936 dalam ekspedisinya ke Cartenz.
Saat berada di berdiri di dekat truk tambang raksasa, terlintas pertanyaan, “Bagaimana kendaraan dan alat berat seperti haul truck Caterpillar 797 dan Shovel Bucyrus bisa sampai ke puncak Grasberg yang tinggi lebih dari 4.000 mdpl?”
Jawabannya, ternyata kendaraan besar tersebut di bawah ke atas bukan dalam kesatuan utuh melainkan terpisah-pisah baru setelah tiba di atas dirangkai menjadi satu unit kendaraan utuh.
Dari Overlook Bunaken pada ketinggian lebih dari 4.000 mdpl tersebut dengan suhu di luar ruangan berkisar 8 – 10 derajat celcius bisa melihat operasional tambang terbuka Grasberg Mine di area berbentuk cekungan seperti kuali dengan diameter 4 kilometer dan kedalaman vertikal ke bawah tanah 1 kilometer dan dikeliling jalan yang menempel ke dindingnya membentuk seperti spiral. Grasberg adalah tambang terbuka terbesar di dunia. Kini PTFI sudah tidak lagi mengoperasikan tambang tersebut.
Grasberg adalah destinasi wisata Indonesia yang tertinggi, terindah dan penuh sensasi untuk mencapainya. Ada pesona Indonesia yang diukir dari keelokan bumi Papua. Jika sudah tiba di Papua saatnya menikmati mine tour ke Grasberg dan Tembagapura.
Setelah puas berada di Grasberg dan bermalam di Tembagapura maka perjalanan di bumi Papua saat kembali tiba di Timika dari Tembagapura maka perjalanan dilengkapi dengan berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi, lingkungan dan budaya seperti bertemu Suku Kamoro, suku asli di kawasan Freeport dan menanam pohon di area reklamasi Pusat Reklamasi dan Keanekaragamanhayati MP21.
Jadi sayang sekali jika ada kesempatan ke bumi Papua tapi tidak berkunjung ke Grasberg destinati wisata tertinggi di Nusantara. (maspril aries)