Menekan Kemiskinan Melalui Reformasi Program dan Memperkuat Komitmen
Oleh: Amidi (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang dan Pembina SIT AL-Furqon Palembang)
Rasulullah SAW bersabda dalam suatu Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Na’im: “Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran”. Untuk itu kemiskinan harus dieliminir atau harus dikikis.
Dalam mensolusi kemiskinan tersebut, beberapa langkah sudah dilakukan pemerintah, termasuk adanya program bantuan untuk masyarakat miskin, ada Bantuan Langsung Tunai (BLT), ada bantuan sosial tunai (BST), ada bantuan keluarga harapan (PKH), dan ada bantuan lainnya, termasuk program bantuan bibit kepada petani miskin.
Sebagian besar bantuan yang diberikan secara langusung kepada masyarakat yang kurang beruntung atau masyarakat tergolong miskisn tersebut, selama ini tidak membuat masyarakat produktif, justru membuat masyarakat konsumtif bahkan masih terpuruk dalam kemiskinan. Wajar, kalau masyarakat miskin sepertinya sulit atau tidak serta merta dapat keluar dari “kunkungan kemiskinan”.
Arahkan ke Bantuan Produktif
Bila dicermati, selama ini, program bantuan sosial kepada masyarakat yang tergolong miskin tersebut, pola dan bentuk program-nya harus diubah, harus diperbarui, harus direformasi, sebaiknya program bantuan sosial atau program untuk mengentaskan masyarakat miskin tersebut diarahkan kepada bantuan yang bersifat produktif.
Bisa saja, masyarakat miskin pada suatu kawasan tersebut dikelompokkan dalam suatu kelompok kerja, kelompok usaha atau kelompok tani, mereka harus diberikan modal dan fasilitas berusaha, sembari memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, agar bantuan yang diberikan bisa menghasilkan output yang maksimal, yang pada akhirnya dapat mendorong masyarakat miskin berangsur-angsur keluar dari kemiskinan. Jika tidak, selamanya mereka hanya menjadi objek dan selamanya tetap berada dalam lingkaran gajah (meminjam istilah Malaysia).
Kemudian, dalam prosesnya, agar bantuan yang kita harapkan mengarah kepada kegiatan produktif, berikutnya harus ada penggemblengan untuk merubah sikap mental di kalangan masyarakat miskin tersebut.