Home > Budaya

Sastrawan Pipiet Senja Simbol Perjuangan dan Pengabdi Literasi Berpulang ke Rahmatullah

Pipiet Senja bukan hanya penulis, tetapi juga seorang mentor, penggerak literasi, inspirator, dan relawan yang menjangkau banyak kelompok masyarakatbaik di Indonesia maupun mancanegara.
Kolase Pipiet Senja dan novel karyanya (FOTO: pipietsenja.com) 
Kolase Pipiet Senja dan novel karyanya (FOTO: pipietsenja.com)

KINGDOMSRIWIJAYA – Selasa Pagi, 30 September 2025, pukul 05.33 Wib masuk pesan ke WA Redaksi Kingdomsriwijaya.id dari Duta Baca Indonesia Gol A Gong, isi pesan tentang kabar duka. Gol A Gong menulis:

PEREMPUAN PERKASA

Obituari Pipiet Senja

Oleh Gol A Gong

INNALILAHI WAINNAILAIHI ROJIUN

Telah berpulang ke Rahmatullah, guru, kakak, sahabat kami Teteh Pipiet Senja Dưa (Ety Hadiwati Arief) pada malam ini, Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 21.00 WIB dalam usia menjelang 70 tahun.

Sekitar tahun 2002, di Bandung Book Fair, saya meluncurkan novel Al Bahri (Asy Syaamil). Saat itu Halfino Berry (Direktur Asy Syaamil) dan Ali Muakhir (dari Mizan) mengenalkan saya pada seorang perempuan berjilbab.

“Pipiet Senja?” betapa kaget saya. Bahkan saya mundur satu-dua langkah. “Bukannya sudah meninggal?”

“Saya hantunya”, Pipiet Senja tertawa.

Saya tinggal di Kota Serang, Banten. Sungguh, informasi yang saya dapat tentang Teh Pipiet adalah: sudah meninggal karena cancer.

Sejak itulah kami berkolaborasi. Beberapa kali Teh Pipiet ke Rumah Dunia - komunitas literasi yang kami bangun di Kota Serang - untuk peluncuran bukunya. Kami juga bergabung di Forum Lingkar Pena.

Saya dan Teh Pipiet merasa senasib - sama-sama memiliki kekurangan dan senang menulis. Tapi tentu Teh Pipiet adalah penyemangat saya.

Image
MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

× Image