Tentang Fenomena Mengemis di Media Sosial
Media sosial terdiri dari beragam tools dan teknologi yang terdiri dari proyek gabungan (contoh: Wikipedia, Wikispaces), blogs (contoh: Wordpress), mikroblogs (contoh: Twitter), komunitas content (contoh: Youtube), situs jejaring sosial (contoh: Facebook, Instagram, Path), folksonomies atau tagging (contoh: delicious), virtual game worlds (contoh: World of Warcraft), virtual social worlds (contoh: Second Life), LinkedIn, MySpace, dan semua akses berbasis internet lainnya.
Mengutip Anang Sugeng Cahyono dalam “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia” bahwa media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan- perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala bentuk perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Media sosial memberi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah.
Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.
Fenomena mengemis di media sosial merupakan refleksi dari perubahan sosial yang terjadi di era digital. Fenomena mengemis online menurut Hana Mufidatul Mukaromah dan kawan-kawan dalam “Perubahan Sosial Dalam Media Sosial: Fenomena Pengemis Online di Tiktok dan Transformasi Masyarakat di Era Digital” (2023), adalah bagian dari dampak adanya teknologi digital yang mampu menawarkan komunitas semu.
Fenomena mengemis online juga menggambarkan teknologi dalam masyarakat yang dapat menampilkan identitas baru. Sistem sosial budaya yang selama ini terbentuk permanen telah tereduksi oleh dunia digital yang penuh kepalsuan tetapi menimbulkan permasalahan realitas sosial yang terjadi yaitu adanya orang yang mengemis online. (maspril aries)