Home > Budaya

Mario Puzo dan The Godfather: Perjalanan Epik dalam Sastra dan Sinema (15 Oktober 1920)

Dalam perjalanan hidupnya Puzo kerap mendengar cerita-cerita tentang mafia dan kehidupan keras di jalanan, meskipun ia sendiri tidak pernah bersentuhan dunia kejahatan atau mafia.
Novelis Mario Puzo. (FOTO: Wikipedia)
Novelis Mario Puzo. (FOTO: Wikipedia)

KINGDOMSRIWIJAYA Tolong tanyakan pada Generasi Z (Gen-Z), “Apakah mereka tahu dengan film berjudul The Godfather? Atau tanyakakan juga, apa mereka tahu dengan penulis novel Mario Puzo yang menulis novel berjudul The Godfather?”

The Godfather adalah film layar lebar yang dibuat di Hollywood tahun 1972. Film ini sukses di pasaran, lalu tahun 1974 diproduksi film The Godfather II. 16 Tahun kemudian dibuat film The Godfather III. Ketiga film tersebut disutradarai oleh sutradara yang sama Francis Ford Coppola, hanya pemerannya yang berganti. Pada The Godfather ada Marlon Brando, Al Pacino dan James Caan. Pada The Godfather II dibintangi Al Pacino, Robert De Niro dan Robert Duvall. The Godfather II dibintangi Al Pacino, Diane Keaton, Andy Garcia.

Menurut Coppola saat menjadi sutradara The Godfather usianya masih sangat muda, 29 tahun. Dia memutuskan menerima pekerjaan dari studio film Paramount menggarap The Godfather karena sedang membutuhkan uang untuk membayar tagihan rumah produksinya, American Zeotrope.

Saat itu, segala keputusan yang diambil Coppola ditentang oleh pihak studio dan beberapa kali dia hampir dipecat. Mulai dari casting Al Pacino dan Marlon Brando yang urakan. Sementara pihak studio menginginkan Robert Redford dan Laurence Olivier yang lebih terkenal. Sampai Coppola yang bersikukuh syuting di New York dengan latar belakang era tahun 1940-an. Sementara studio bersikeras syuting di Chicago dengan era modern tahun 1970-an dengan alasan untuk menghemat budget.

× Image