Sandy Walsh Berpeci Tapis Lampung
Kain dasar tapis merupakan hasil tenunan benang kapas pada alat tenun gedogan yang ada di Lampung disebut pattek (panthok). Warna yang digunakan pada kain dasar tapis merah dan coklat dengan pewarna buah sepang (Caeselpinia sappan), akar mengkudu (Morinda citriflora), dan asam jawa (Tamarindus indica), warna kuning menggunakan kunyit (Curucuma domestica), kapur sirih dan asam jawa. Sedangkan warna biru dari indigo (Indigofera).
Ragam Hias Tapis
Keindahan tapis terbentuk dalam paduan bidang warna kain dasar, bentuk ragam hias, dan tekstur serta kilap keemasan benang emas. Ragam hias dibentuk pada kain dasar dengan menggunakan bahan-bahan: serat nenas, benang sutera, benang katun, benang emas, benang perak, kaca, mote, merjan atau kawat.
Bentuk ragam hias yang digunakan dapat dikelompokkan dalam beberapa ragam hias: (a) ragam hias burung atau unggas. Burung merupakan lambang kebesaran dan keagungan masyarakat Lampung; (b) ragam hias hewan tunggangan, seperti kuda, gajah dan kerbau yang melambangkan derajat seorang yang tinggi. Tapis ragam hias ini umumnya dipakai putri dan istri pimpinan adat. Tapis yang menggunakan ragam hias ini antara lain tapis raja tunggal, tapis raja medal, tapis gajah mekhem; (c) ragam hias naga; (d) binatang lainnya; (e) ragam hias bunga pada kain tapis tubo dan tapis kibang; (f) ragam hias sulur pada tapis cucuk andak dan inuh.
Kemudian ragam hias lainnya, (g) ragam hias perahu pada tapis raja tunggal, tapis selem dilawet timbul di gunung; (h) ragam hias bentuk manusia; (i) ragam hias tumpal atau tajuk yang disebut juga tapis pucung rebung atau dinamakan pula tajuk; (j) ragam hias sasab; (k) ragam hias bintang dan bulan yang digunakan pada tapis limar; dan (l) ragam hias geometris.
Tapis Asalnya
Menurut budayawan Anshori Djausal, di seluruh masyarakat adat Lampung, dapat ditemukan pembuatan tapis dan pemakaiannya pada masing-masing kegiatan acara adat mereka. Tempat asal tapis yang cukup dikenal adalah Abung Siwo Mego, Tulang Bawang Mego Pak, Sungkai Way Kanan, Pubian Telu Suku, dan Pesisir.
“Pengelompokan asal tapis ini memang berasal dari persekutuan masyarakat adat Lampung, karena didasarkan pada penggunaan acara adat mereka masing-masing”, katanya.