Home > Literasi

Mencari Berita dengan Wawancara (Belajar dari Inke Maris dan Najwa Shihab)

Wawancara merupakan bangunan utama dari keseluruhan kegiatan peliputan. Setiap berita membutuhkan wawancara.

Najwa Shihab. (FOTO: Dok. Republika)
Najwa Shihab. (FOTO: Dok. Republika)

Kemudian ada wawancara spontan/ On The Spot Interview. Artinya wawancara itu terjadi dadakan dalam situasi tidak terduga, wartawan berhadapan dengan sumber informasi yang sangat penting untuk diwawancarai. Dalam kondisi seperti ini wartawan harus sigap dan siap dengan pertanyaan yang menjadi isu berita.

Ada juga dikenal wawancara Vox Pops, yaitu sebuah konsep wawancara menurut Paul De Maeseneer dalam buku “Here’s The News” hanya membutuhkan jawaban singkat “setuju”, “tidak” atau “maaf saya tidak bersedia menjawab”. Nara sumbernya adalah masyarakat umum tanpa memandang kelas sosial ekonomi, pangkat dan jabatan atau latar belakang pendidikannya. Vox Pops juga disebuat media polling yang kerap digunakan di media radio atau televisi.

Selain tiga bentuk wawancara di atas, juga pernah dikenal wawancara lewat telepon/ Telephone Interview. Seiring dengan perkembangan teknologi digital dikenal ada wawancara menggunakan aplikasi Zoom Meeting atau Google Meet dan aplikasi lainnya.

Dalam buku berjudul “Politik dan Radio – Buku Pegangan bagi Jurnalis Radio” membagi jenis wawancara menjadi tiga. Pertama, The Factual Interview, yaitu wawancara yang bertujuan memperoleh fakta-fakta. Arah wawancara ditujukan seupaya khalayak mendapat informasi yang faktual.

Kedua, The Opinian Research Interview, tujuan wawancara bukan untuk mengumpulkan informasi, tetapi ingin tahu apa yang menjadi pemikiran dan pendapat nara sumber atau masyarakat. Sumber wawancara siapa saja, bisa seorang ahli atau pakar, bisa masyarakat awam.

Ketiga, A Well Know Personality Interview. Wawancara ini bertujuan menegaskan kredibilitas sebuah informasi, sehingga informasi mempunyai arti yang lebih penting. Sasaran wawancara adalah kelompok ahli atau mereka mempunyai kredibilitas terhadap isu yang tengah hangat, sehingga khalayak terhadap pernyataan nara sumber.

Dalam buku yang lain berjudul “Jurnalistik Praktis untuk Pemula” (2016) ditulis Asep Syamsul M. Romli menyebutkan ada tiga macam wawancara. Pertama wawancara berita (news-peg interview), yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, informasi atau pandangan nara sumber tentang masalah atau peristiwa.

Kedua, wawancara pribadi (personal interview), yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang diri-pribadi dan pemikiran nara sumber. Produknya berupa profil, perjalanan hidup, pandangan atau pendapat tentang masalah aktual terkait profesinya.

× Image