Home > Literasi

Mencari Berita dengan Wawancara (Belajar dari Inke Maris dan Najwa Shihab)

Wawancara merupakan bangunan utama dari keseluruhan kegiatan peliputan. Setiap berita membutuhkan wawancara.

Pembukaan SJI di Palembang, salah satu materinya Teknik Wawancara. (FOTO: Maspril Aries)
Pembukaan SJI di Palembang, salah satu materinya Teknik Wawancara. (FOTO: Maspril Aries)

Dalam buku berjudul “Politik dan Radio – Buku Pegangan bagi Jurnalis Radio” (2000) menyebutkan, secara harfiah esensi wawancara adalah proses “tanya jawab”. Yaitu ada yang bertanya dan ada yang menjawab.

Pada lingkup jurnalisme, pada wawancara seorang reporter/ wartawan mewakili khalayak pembaca, pendengar atau penonton media, sedangkan nara sumber mewakili dirinya sebagai pihak yang berhak memberikan keterangan termasuk di dalamnya saksi kejadian, akademisi atau aparat birokrasi. Jadi wawancara berarti bertanya dengan maksud mendapat jawaban, atau wawancara satu diantara cara berkomunikasi.

Jadi menurut Masduki, wawancara merupakan bangunan utama dari keseluruhan kegiatan peliputan. Setiap berita membutuhkan wawancara. Bahkan wawancara telah menjadi bentuk berita tersendiri, yang disebut News Interview. Wawancara ialah bertanya. Oleh karena itu seorang, reporter atau wartawan tidak diperkenakan beropini atau menjawab pertanyaan nara sumber.

Sementara itu teknik wawancara dalam sebuah pelatihan jurnalistik seperti di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang dibentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), materinya membahas hal-hal penting mengenai persiapan dan cara-cara terbaik dalam melakukan wawancara guna menggali informasi yang lebih dalam dan akurat dari nara sumber.

Ada beberapa tips yang harus dipersiapkan reporter atau wartawan sebelum atau saat melakukan wawancara: Wawancara harus punya tujuan yang jelas; Mengandalkan persiapan dan riset awal, perlu outline wawancara; Menyenangkan, bebas dari pola “tekanan” atau interogasi; Melibatkan atau mewakili khalayak; Keterangan off the record dan sumber berita; Mampu mengembangkan logika; Hindarkan wawancara bertele-tele atau perlu efisien; Pewawancara berfungsi sebagai pengendali; Menguasai materi yang mau ditanyakan kepada responden; Menyusun pertanyaan yang tepat; Jangan bertindak seperti Jaksa atau Polisi; Jangan menjamin hasil wawancara pasti dimuat atau ditayangkan; Jangan biarkan sumber berita mengoreksi tulisan anda.

Dalam dunia jurnalistik dikenal ada beragam kegiatan atau bentuk wawancara. Ada: Jumpa Pers/ News Conference yaitu wartawan dari beberapa (banyak) media ada media cetak, online, radio dan televisi secara bersama. Pada jumpa pers kesempatan wartawan bertanya/ wawancara terbatas jumlah dan waktunya. Wartawan tidak bisa mendapat kesempatan wawancara eksklusif.

× Image