Home > Bisnis

Brand Kopi Sumsel Sepeninggal Agus Fatoni Ada Kopi Laut

Ada tidak adanya Agus Fatoni di Sumsel, bahwa faktanya Provinsi Sumsel adalah daerah produsen kopi terbesar di Indonesia, tetapi ironi, kopi yang dihasilkan tidak memiliki brand alias merek dagang.

Kopi laut jenis liberika yang ditanam di lahan gambut pantai Timur Sumsel. (FOTO: FB Vebri Al Lintani)
Kopi laut jenis liberika yang ditanam di lahan gambut pantai Timur Sumsel. (FOTO: FB Vebri Al Lintani)

Sementara itu brand image menurut P Kotler dan KL Keller dalam “Marketing Management” (2016) sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seorang terhadap suatu merek. Sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat di tentukan oleh brand image merupakan syarat dari merek yang kuat.

Menurut A Rindell dan I Oriol dalam “Context and Time in Brand Image Constructions” (2014), definisi brand image sebagai persepsi konsumen dalam ingatan mereka tentang merek yang direfleksikan sebagai asosiasi merek. Ada juga yang menganggap brand image sebagai salah satu aset tak berwujud terpenting yang berdampak pada persepsi konsumen di perusahaan.

Setelah brand Kopi Sumsel diproklamasikan dan brand image harus terus dibangun ke dalam benak konsumen atau penikmat kopi di tengah ketatnya persaingan brand dari berbagai merek atau produksi yang sudah lebih dulu dikenal dan terkenal.

Mengutip Futri Bela Fransiska dalam “Analisis Global Value Chain Kopi Sumatera Selatan Studi pada Perkebunan Kopi Muara Enim” (2020), bahwa selama lima tahun terakhir konsumsi kopi di Indonesia terus meningka. Berdasarkan data dari Databoks Data international Coffee Organization (ICO) yang mencatat bahwa jumlah konsumsi kopi tanah air mencapai 4.800 kantong dengan kapasitas 60 kilogram (kg) pada tahun 2018-2019, berbeda dengan periode 2014-2015 jumlah konsumsi kopi Tanah Air hanya 4.417 kantong. Sedangkan pada periode tahun berikutnya mencapai 4.550 kantong.

Menurut Pusat Sistem Informasi dan Data Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi secara nasional pada tahun 2016 mencapai sekitar 250.000 ton dan meningkat 10,54 persen menjadi 276.000 ton. Selain itu, konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diperkirakan tumbuh rata-rata 8,22 persen per tahun. Pada tahun 2021, pasokan kopi diperkirakan mencapai 795.000 ton dengan konsumsi 370.000 ton, sehingga terjadi surplus 425.000 ton.

Kopi Laut

Selanjutnya, bagaimana dengan nasib Kopi Sumsel di tengah persaingan dan konsumsi kopi menunjukkan peningkatan? Untuk menjawabnya, lupakan sejenak.

Mari mendengar cerita Vebri Al Lintani dan Doedy Oskandar yang tergabung Puskass (Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan) setelah kembali melakukan survei tentang konflik gajah dan manusia di Sumsel. Mereka mendatangi Desa Bukit Batu yang sebelumnya adalah kawasan transmigrasi Air Sugihan.

× Image