---

Dan menurut Timothy Ambrose bersama Crispin Paine dalam “Museum Basic” (2006), museum kini telah mulai mengembangkan dirinya menjadi institusi yang terbuka bagi masyarakat. Perubahan tersebut juga membuat misi edukasi museum mengalami pergeseran. Apabila selama ini edukasi museum berperan untuk menyampaikan pendidikan kepada anak-anak, namun dengan perkembangan paradigma yang ada, museum juga harus dapat menyampaikan misi edukasinya kepada semua lapisan masyarakat. Museum tidak hanya sekedar menjadi tempat untuk mendidik masyarakat, tetapi menjadi tempat pembelajaran, yang termasuk di dalamnya tempat di mana pengunjung dapat memperoleh pengalaman.

Museum & Pariwisata

Bahkan kini, banyak biro perjalanan wisata khususnya dengan rute keluar Indonesia menawarkan dalam daftar itinerary atau rencana perjalanan mencantumkan museum sebagai salah satu destinasi wisata. Jika berkunjung ke Paris maka akan tercantum kunjungan ke Museum Louvre yang terkenal dengan koleksi lukisan Monalisa.

Museum bisa menjadi salah satu atraksi dari wisata sejarah. Mengutip Vanessa Gaffar dalam “Pengaruh Strategi Positioning Museum Terhadap Kunjungan Wisata Edukasi Di Kota Bandung (Survey Segmen Pasar Generasi Y) “ (2011) menyebutkan bahwa salah satu tujuan dari pengembangan pariwisata di dunia adalah konservasi atau pelestarian budaya dan sejarah yang ada di masyarakat.

Menurutnya, konservasi dan preservasi budaya memiliki manfaat yang sangat dalam, utamanya dalam meningkatkan jati diri suatu bangsa dan berkaitan erat dalam memajukan pendidikan bagi masyarakat luas. Salah satu bentuk dari pengembangan kepariwisataan yang berkaitan dengan konservasi dan pelestarian budaya adalah melalui pengembangan atraksi wisata bersejarah (heritage). Sejarah menjadi salah satu distinctive value yang khas dari suatu destinasi yang dapat dioptimalkan untuk menjadi suatu asset dalam pengembangan pariwisata. Wisata bersejarah (heritage tourism) mampu menarik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).