Home > Lingkungan

PTBA Berinovasi Kembangkan Lahan Basah Buatan untuk Pemulihan Lingkungan

Air asam tambang merupakan air dengan pH rendah dan memiliki kelarutan logam yang sangat tinggi, apabila air asam tambang ini sudah terbentuk sulit untuk mencegahnya.

Lahan basah buatan PTBA. (FOTO: Humas PTBA)
Lahan basah buatan PTBA. (FOTO: Humas PTBA)

Di Kabupaten Muara Enim yang memiliki areal tambang batu bara, salah satu perusahaan tambang yang mengekspoitasi di daerah ini khususnya di Tanjung Enim dan sekitarnya adalah PT Bukit Asam (PTBA) Tbk. Untuk menetralkan air asam dan menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat tambang tersebut, BUMN tambang ini tengah berinovasi dengan mengembangkan lahan basah buatan (constructed wetland).

“PTBA tengah mengembangkan aplikasi constructed wetland yang terdiri dari dua model, yaitu floating wetland system dan swampy forest”, kata Niko Chandra Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Senin (12/8).

Menurutnya, floating wetland merupakan inovasi PTBA dengan menggunakan pipa paralon sebagai sebagai konstruksi apung di atas kolam yang berisi air asam tambang. Pipa diisi dengan bahan organik berupa bokashi dan pupuk tankos, lalu ditanami tumbuhan untuk menyerap logam berat. Akar tumbuhan akan memanjang hingga ke air asam tambang dan menyerap unsur logam berat. Model swampy forest mengombinasikan tanaman air dengan jenis tanaman rawa.

Berbagai tanaman yang dimanfaatkan untuk menyerap kandungan logam berat berupa besi (Fe) dan mangan (Mn), yaitu Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides), Melati Air (Echinodorus Palaefolius), Lonkida (Nauclea Orientalis), Jelutung Rawa (Dyera Costulata), Balangeran (Shorea Balangeran), Gelam (Melaleuca Leucadendron), dan Kayu Putih (Melaleuca Cajuputi).

Constructed wetland di tambang batu bara menawarkan berbagai manfaat keberlanjutan, antara lain sebagai pengolahan air limbah tambang, upaya restorasi dalam memulihkan ekosistem yang terganggu, biaya operasional dan perawatan rendah, keberlanjutan energi dengan pemanfaatan tanaman sehingga lebih ramah lingkungan dan mendukung prinsip keberlanjutan.

Pengembangan aplikasi constructed wetland yang terdiri dari dua model, yaitu floating wetland system dan swampy forest telah dipaparkan pada Festival LIKE yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan di Jakarta, 8 Agustus 2024

Dedy Saptaria Rosa AVP Perencanaan Lingkungan & Kehutanan PTBA memaparkan aplikasi tersebut pada Talkshow Inspiratif Festival LIKE. “Penerapan metode ini adalah salah satu wujud komitmen Bukit Asam dalam menjalankan prinsip Good Mining Practice”, katanya.

× Image