Novel Biografi HR Rasuna Said Singa Podium Cara Khairul Jasmi Berkias
Namun KJ mampu memotret bahwa Danau Maninjau atau dari kawasan daerah di sekitar danau tersebut terlahir banyak orang hebat, orang cerdas yang tercatat dalam daftar panjang pejuang dan pahlawan nasional. Selain Rasuna Said dari wilayah sekitar danau ada Karim Amrullah yang salah seorang anaknya Hamka adalah ulama besar Indonesia yang juga pahlawan nasional.
KJ juga memotret alam menjadi kiasan dari rangkain diksi dalam novel ini. Seperti “Payakumbuh terasa panas, tidak ada awan – jika pun ada sedang bersandar pada pipi Gunung Sago” (halaman 8). Payakumbuh dan Gunung Sago adalah nama geografis yang ada di Minangkabau atau Provinsi Sumatera Barat. Sebagai pembaca bagaimana membayangkan kiasan “awan bersandar di pipi Gunung Sago” seperti apa?
Atau kiasan “Bus sampai di Medan pada shubuh yang belum sempurna”. Bisa dibayangkan shubuh yang sempurna seperti apa? (halaman 245). Kiasan lainnya, “Ketika ini Minangkabau telah terjepit. Nyaris tak bisa menggeliat lagi”. (halaman 198). Dan “Singa Podium itu terluka”. Jadi sejak dari judul novel ini sudah mengajak pembaca mengenal dan mengetahui bahasa kiasan. Dalam sejarah Indonesia, julukan “Singa Podium” melekat pada Soekarno presiden pertama Republik Indonesia. Pada pejuang atau pahlawan perempuan julukan “Singa Podium” menjadi milik Rasuna Said.
Selain itu pengunaan bahasa kiasan oleh KJ mampu mengajak pembaca membayangkan suasana mencekam dengan menggambarkan bagaimana penjara pada zaman kolonial penjajahan Hindia Belanda amat menakutkan melalui kiasan, “Penjara ini seperti harimau demam. Diam dan menakutkan. Melintas saja, rakyat pribumi takut-takut” (halaman 615). Sebagai pembaca, anda pernah tahu atau melihat harimau demam? Kalau mau tahu datang ke kebun binatang dan tanya kepada pawangnya adakah harimau yang sedang demam?