Jeruk dari Air Talas
Kini para transmigran yang tinggal di Desa Air Talas setelah sebelumnya desa ini berkembang dari UPT Air Talas, selain berkebun sawit juga berkebun jeruk. Desa Air Talas terus berkembang, kini dihuni oleh 350 KK dan memiliki luas kebun jeruk sekitar 150 hektare.
“Jika sedang panen jeruk serentak, panen buah jeruk bisa mencapai belasan ton. Jeruk ini pasarkan ke Palembang dan daerah lain di Sumsel. Ada yang sampai di jual ke Jawa ke Jakarta. Saat pandemi Covid-19 lalu produksi jeruk dari Desa Air Talas sempat turun”, kata Ketut Yarsa.
Menurut Khairil Anam, tanaman jeruknya yang tengah berbuah akan panen pada bulan Juni atau Juli 2024 bisa menghasilkan buah buah jeruk sampai lima ton atau enam ton dari lahan seluas 500 meter.
Dengan produksi jeruk yang melimpah, nama Desa Air Talas mulai dikenal ke daerah lainnya sebagai daerah sentra penghasil buah jeruk di Sumsel, karena memang di daerah ini tidak ada sentra kebun atau penghasil jeruk. Yang banyak di Sumsel sentra daerah penghasil kopi karena memang Sumsel daerah produsen penghasil kopi terbesar di Indonesia.
Banyaknya orang yang datang ke Desa Air Talas untuk melihat kebun jeruk dari berbagai daerah, sekaligus membeli buah jeruk membuat pemerintah desa setempat menggagas desa mereka sebagai destinasi wisata atau agrowisata.
Menurut Kepala Desa Air Talas I Gede Arsana, desa yang dipimpinannya kini dikenal sebagai desa agrowisata perkebunan jeruk sehingga banyak wisatawan lokal datang pada saat musim panen jeruk.
Salah satu destinasi wisata kebun jeruk yang didatangani wisatawan lokal adalah kebun jeruk miliki Khairil Anam. Mereka yang datang bisa masuk di dalam kebun dengan gratis dan menikmati buah jeruk yang dipetik. “Silahkan datang berwisata, syaratnya setiap mereka yang datang sebelum meninggalkan kebuh harus membeli buah jeruk minimal satu kilogram setiap orang”, ujarnya. Buah jeruk tersebut dijual dengan harga Rp15.000/ kg.
Dalam perkembangan, Desa Air Talas selain dikenal sebagai desa agrowisata, buah jeruk yang dihasilkan kini mulai dikembangkan dengan sentuhan teknologi, jeruk tidak hanya dijual dalam bentuk buah semata, juga dikembalikan dengan produksi turunan yang memberi nilai tambah ekonomi bagi warga Desa Air Talas.
Pada tahun 2022, Desa Air Talas menjadi perhatian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR (Corporate Social Responsibility) dari KKKS Pertamina Hulu Rokan Zona 4. Melalui PEP Field Limau melakukan pendampingan dan pembinaan melalui program yang diberinama “Anggrek Dewata”.