Jeruk dari Air Talas
Menurut Ketut Yarsa, dari Bali dirinya berasal dari Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng , Singaraja, Bali. 100 kepala keluarga (KK) dari Bali yang dipimpinnya datang ke Unit Pemukiman Transmigasi (UPT) Air Talas sebagai transmigrasi PIR Kelapa Sawit dari Kementrian Pertanian pada masa Orde Baru.
“Tiba di sini, kami setiap kepala keluarga mendapat lahan seluas tiga hektar, dua hektar merupakan halan usaha pokok berupa kebun kelapa sawit. Sisanya satu hektar merupakan lahan pekarangan dan rumah 250 meter dan 750 meter untuk lahan tanaman pangan. Kami mendapat jaminan hidup atau jadup dari pemerintah selama dua tahun, sampai tanaman pangan kami menghasilkan,” kata Ketut.
Setelah tiba di lokasi, menurut Ketut ternyata lahan 750 untuk tanaman pangan tersebut tidak ada karena sudah masuk dalam bagian lahan yang diperuntukan untuk hutan tanaman industri atau HTI yang izinnya dikeluarkan pemerintah. “Sebagai gantinya, setiap kepala keluarga mendapat dua ekor hewan ternak, sepasang sapi jantan dan betina”, ujarnya.
Untuk hasil panen kelapa sawit, setelah menunggui empat tahun buah kelapa sawit sudah bisa dipanen. “Selama tiga tahun panen, saya bisa melunasi kredit PIR”, kenang Ketut.
Bibit Jeruk dari Bali
Sebelum pindah ke Sumatera Selatan, saat di Bali 100 KK yang ikut program Transmigrasi PIR tersebut adalah petani jeruk. Mereka berangkat dari Bali setelah mata pencaharian mereka kebun jeruk diserang Virus CPD. Setelah beberapa tahun menetap di tempat yang baru, beberapa transmigran mencoba bertanam jeruk dengan mendatangkan bibit jeruk dari Bali. Ternyata tanaman jeruk yang mereka tanam bisa tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Buah jeruknya manis tidak berbeda dengan tempat asalnya.
“Akhirnya kami mulai bertanam jeruk dengan memanfaatkan lahan yang ada, termasuk di lahan pekarangan rumah diganti tanaman jeruk, ternyata hasilnya cukup baik,” kata Ketut.
Cerita yang sama juga disampaikan Khairil Anam (40). Pria ini bertanam jeruk di atas lahan seluas sekitar 500 meter persegi yang ada di belakang rumahnya. “Kami menanam jeruk siam yang sudah hasil persilangan, buahnya manis dan lebat”, katanya.