Home > Literasi

Literasi dan Budaya Baca Berdetak di atas Kereta LRT

Aksi anak-anak muda dari dua komunitas tersebut membaca buku di atas LRT yang tengah melaju, kalau kata orang Palembang, sepur di pucuk.

JS Khairen novelis yang karyanya digandrungi anak muda bicara di depan komunitas baca di Palembang. (FOTO: Maspril Aries)
JS Khairen novelis yang karyanya digandrungi anak muda bicara di depan komunitas baca di Palembang. (FOTO: Maspril Aries)

Saya kutip utuh pernyataan dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut:

“Kita harus menumbuhkan pada anak-anak kita kebiasaan untuk membaca dan daya tahan membaca. Minat baca dan daya baca, minat baca tinggi, baca apa? Baca WA. Minat baca tinggi, baca apa? Baca TikTok. Itu ada minat baca. Tetapi begitu bangun tidur langsung buka. Tapi daya baca perlu untuk membaca buku perlu tidak hanya minat.

Bagaimana melatihnya? Kami ingin agar ada pembiasaan pada anak-anak. Sebelum kelas dimulai, selama 15 menit siswa membaca buku apa saja. Bawa bukunya dari rumah, pilih sendiri, baca buku apa saja. Jangan diharuskan membaca buku A, biarkan anak memilih buku yang dia sukai. Lalu dibaca 15 menit, tetapi itu dijadikan kebiasaan. Baca 15 menit setiap pagi sebelum pelajaran dimulai.

Bayangkan jika itu dikerjakan semua anak di seluruh Indonesia. Maka satu-satu anak-anak kita tiap generasi, maka anak-anak kita akan terbiasa untuk membaca. Dan ketika proses itu terjadi maka kita melakukan mengajarkan, membiasakan, jadi kebiasaan, jadi budaya membaca. Budaya membaca itu tidak otomatis, ada prosesnya. Itu yang akan kita kerjakan.

Yang berikutnya, didorong untuk menjadi penulis. Semua penulis pasti pembaca, tetapi pembaca belum tentu penulis. Kemudian kita dorong anak-anak itu mengarang. Mengarang itu menjadi penting sekali, mengarang itu menimbulkan imajinasi. Jadi pelajaran mengarang pelajaran untuk menulis dan berkarya harus didorong. Berkarya itu bermacam-masam sekarang, ada karya tulis, ada karya video ada karya rekaman lisan. Konten kreator itu punya imajinasi yang dahsyat, dimulai dengan memperluas bacaan, memperluas exposure. Ini akan didorong ke depan.

Sehingga nanti kita punya generasi baru yang mempunyai daya baca di dalamnya ada minat baca dan lebih jauh lagi generasi yang bisa menulis, bisa karya melalui karya tulis yang nanti bisa memunculkan gagasan pemikiran mereka”.

Sebagai penutup saya kutip dari Najwa Shihab host televisi dan Duta Baca Indonesia (2016-2020):

× Image