Home > Bisnis

Agus Fatoni Memberi Brand (Merek Dagang) Kopi Sumsel

Penting sekali nama Kopi Sumsel mengingat daerah ini adalah penghasil kopi terbesar tidak hanya di wilayah Sumbagsel saja bahkan di Indonesia.

PT Pusri melakukan pembinaan  kepada petani kopi di Pagaralam. (FOTO: Humas Pusri)
PT Pusri melakukan pembinaan kepada petani kopi di Pagaralam. (FOTO: Humas Pusri)

“What's in a name?”

William Shakespeare dalam naskahnya yang berjudul Romeo dan Juliet menuliskan itu. Apa arti brand, begitu penting kah sebuah brand untuk sebuah produk? Pakar marketing, para produsen dan pedagang akan menjawab, “Brand alias merek dagang itu penting Bro”.

Ada banyak definisi brand atau merek dagang. Ambil saja rujukan dari UU No.15 tahun 2001 tentang Merek. Dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan, brand atau merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Pada dasarnya elemen ini berguna untuk menunjukkan value yang akan

ditawarkan ke pasar. Brand merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk karena dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa. Brand sangat erat kaitannya dengan berbagai strategi perusahaan serta mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.

Gagasan yang disampaikan Pj Gubernur Agus Fatoni tersebut, tidak ada alasan untuk menolaknya. Di Sumsel tanaman kopi memiliki sejarah Panjang. Perkebunan kopi sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Menurut Syafruddin Yusuf dari Universitas Sriwijaya (Unsri), tanaman kopi yang berasal dari Afrika dan Arab (Yaman) masuk ke Indonesia awal abad 18 dibawa Belanda sekitar tahun 1907.

Awalnya kopi ditanam untuk uji coba di Parahiyangan, Jawa Barat (Jabar). “Tahun 1711 itu pengelolaan tanaman kopi diserahkan dari VOC ke Belanda, dari situlah tanaman kopi berkembang”, katanya pada talk show (temu wicara) di Radio Trijaya FM Palembang empat tahun lalu.

Di Palembang sendiri, menurutnya kopi belum menjadi primadona, karena tahun 1710 saat ditemukan timah, Belanda lebih mengurus timah karena lebih menjanjikan termasuk di Palembang dengan mengolah tambang timah di pulau Bangka. Sementara kopi pada waktu itu lebih dikembangkan di Jawa dan barulah akhir abad 18 kopi masuk ke Sumsel.

× Image