Hari Kemerdekan Pers Sedunia dan Jurnalis Perempuan (Selamat Jalan Nurseri)
Buku yang merupakan hasil penelitian dengan penyunting pakar pers dan komunikasi Ashadi Siregar menulis, wartawan perempuan di Indonesia jumlahnya amat sedikit dibandingkan jurnalis laki-laki. Dari tahun 1986 – 1997, jumlah jurnalis perempuan hanya berkisar 10 sampai 12 persen. Jurnalis perempuan di Indonesia masih belum menduduki posisi-posisi strategis dan menentukan dalam manajemen redaksional pers nasional.
Stereotype
Tika Adriana dalam artikelnya “Jumlah Jurnalis Perempuan Hanya 25%, Jurnalistik Dianggap Pekerjaan Laki-Laki” (2021) dengan mengutip Nurul Hasfi, Dosen Universitas Diponegoro yang melakukan penelitian tentang jurnalis perempuan tahun 2020, salah satu temuan penelitiannya menyebutkan bahwa jumlah jurnalis perempuan di Indonesia tak lebih dari 25 persen.
Menurut data pada Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang anggota jurnalis perempuannya sekitar 20 persen. Menurut hasil survei AJI tahun 2012, jumlah jurnalis perempuan masih sedikit dibanding jumlah jurnalis laki-laki. Datanya menyebutkan, hanya 2-3 dari 10 jurnalis yang merupakan perempuan. Mungkin hanya di Jakarta komposisi wartawannya 40 – 60. Data ini membuktikan bahwa jumlah jurnalis perempuan di Indonesia tak lebih dari 25 persen.
Fakta lain dari penelitian yang dilakukan 20 tahun lalu tersebut, bagi perempuan yang sudah memasuki profesi jurnalisme, ada kecenderungan mendapat perlakuan yang diskriminatif dalam pola pembagian kerja jurnalisme.
Selain itu jurnalis perempuan juga mendapat tugas-tugas redaksional yang cenderung stereotype. Jurnalis hanya dianggap pantasmengisi atau memegang rubrik-rubrik feminin dan bernuansa domestik, seperti rubrik wanita, rubrik keluarga, rubrik mode serta kecantikan dan semacamnya.