Menekan Kemiskinan Melalui Reformasi Program dan Memperkuat Komitmen
Kemiskinan Terus Melonjak
Inflasi tidak hanya memporak porandakan perekonomian, tetapi inflasi justru akan menyebabkan pendapatan masyarakat secara riil turun, sehingga kenaikan harga pangan dirasakan berat bagi kalangan menengah. Dengan terus terkoreksinya pendapatan masyarakat, akan mendorong kelas menengah masuk katagori miskin, sehingga angka kemiskinan terus melonjak terlebih kemiskinan ekstrem.
Di lain kesempatan BPS menyatakan terjadi penurunan kemiskinan, terutama keniskinan ekstrem pada bulan Maret 2023 sebesar 0.62 persen poin dari konsidi September 2022. (kemenkopmk.goid, 24 Juli 2023). Namun, bila memperhatikan kondisi tahun berjalan dan adanya fenomena kenaikan harga-harga barang (inflasi) beberapa bulan terakhir, angka kemiskinan ekstrem tersebut ada kecendrungan meroket.
UNDP menilai Indonesia termasuk sebagai negara sangat terdampak gelombang inflasi, sehingga kemiskinan ekstremnya diestimsikan sudah mencapai 2,94 persen dari total populasi nasional. Dipertegas dalam databoks.katacata.co.id, 08 Juli 2022, akibat dampak inflasi tersebut, populasi kemiskinan ekstrem sudah betambah 51 juta juta orang.
Perlu Komitmen
Dalam mengentaskan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem tersebut menuntut komitmen pihak yang berkompeten, harus ada upaya untuk mencarikan solusi yang dihadapi petani selaku pihak yang menghasilkan produk pangan. Misalnya mendorong petani penggarap menjadi petani memiliki lahan sendiri. Menekan langkah alih lahan, dari lahan pertanian disulap menjadi lahan bisnis atau industri.
Kemudan untuk menjaga kecukupan stok, perlu adanya lumbung pangan yang bertujuan untuk penyediaan cadangan apabila terjadi gagal panen. Di pihak petani dapat mengatasi kesulitan keuangan sebelum tiba musim panen dan sekaligus akan menghilangkan “sistim ijon” yang sering menerpa petani.