Hari Bumi, Ada Mikroplastik pada Ikan di Sungai Musi
Peneliti lain D Neves dan kawan-kawan dalam “Ingestion of microplastics by commercial fish off the Portuguese coast” (2015) menyatakan, mikroplastik di lingkungan laut dapat menggangu kehidupan laut termasuk ikan pelagis seperti ikan selar dan ikan kembung. Hal ini dikarenakan mikroplastik dapat tertelan oleh biota-biota tersebut pada saat mencari makan baik secara sengaja ataupun tidak dikarenakan bentuk makanannya yang sama atau dikarenakan mangsanya sudah terkontaminasi mikroplastik.
Penelitian juga dilakukan di Indonesia, oleh MI Joesidawati dalam penelitian berjudul “Pencemaran Mikroplastik di Sepanjang Pantai Kabupaten Tuban” (2018) menyebutkan, mikroplastik dapat memberikan bahaya yang besar bagi organisme laut, baik organisme yang berada pada tingkat trofik yang rendah seperti plankton, organisme filter feeder, dan organisme pada tingkat trofik yang lebih tinggi.
Penelitian lain menemukan, mikroplastik fiber dan film pada saluran pencernaan Ikan Lemuru Protolan (Sardinella Lemuru) hasil tangkapan di Selat Bali. Juga ditemukan tiga jenis mikroplastik yaitu fiber, film, dan fragmen yang diteliti pada pencernaan 4 ikan ekonomis penting yang dikonsumsi masyarakat, yaitu ikan layur (Trichiurus lepturus), ikan layang (Decapterus russelli), ikan lemuru (Sardinella lemuru), dan ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) di perairan Selat Bali.
Selain ditemukan mikroplastik pada ikan yang hidup di laut, ternyata sampah mirkoplastik juga ditemukan pada ikan yang hidp di perairan sungai Musi, Sumatera Selatan (Sumsel). Sungai Musi adalah salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera yang panjangnya lebih dari 700 km.
Pada pertengahan Juli tahun 2022 Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) bersama aktivis lingkungan dari sejumlah organisasi di Sumatera Selatan (Sumsel) yang tergabung dalam Aliansi Peduli Musi iberasal i Komunitas Pecinta Alam K9, Spora Institute, Telapak dan BEM Fisip Unsri melakukan bersih-bersih sampai di Sungai Musi.
Ternyata pada sungai yang membelah Kota Palembang tersebut ditemukan banyak sampah termasuk sampah plastik. Sampah yang dibuang ke sungai Musi tersebut terfragmentasi atau pecah menjadi serpihan mikroplastik. Berdasarkan penelitian tim ESN dan Aliansi Peduli Musi menunjukkan, partikel mikroplastik yang ditemukan di Sungai Musi dan ini berbahaya jika terkonsumsi masyarakat.