Hari Bumi, Ada Mikroplastik pada Ikan di Sungai Musi
Di sungai Musi ditemukan adanya 5 jenis mikroplastik yaitu film/filament atau lembaran, fiber/serat atau benang-benang, granula, fragmen atau cuilan plastik, dan foam atau busa. Jenis yang paling banyak ditemukan adalah mikroplastik fiber atau benang-benang yang berasal dari tekstil.
Mikroplastik yang ada di sungai Musi dapat berdampak pada kesehatan manusia. Dari kandungan mikroplastik yang beragam menyebabkan terjadinya gangguan atau bahkan kerusakan hormon apabila mikroplastik masuk ke dalam sistem metabolisme tubuh manusia. Dari penelitian tahun 2020 menemukan fakta, bahwa mikroplastik di Sungai Musi menyerap atau mengikat logam berat dalam air seperti Cu dan Pb.
Selain penelitian yang dilakukan oleh para aktivis lingkungan tersebut, juga ada penelitian lain terhadap sungai Musi yang merupakan salah satu wilayah yang potensial tercemar oleh mikroplastik.
Penelitian yang dilakukan R Vianti dan kawan-kawan dalam “Purifikasi dan uji degradasi bakteri mikroplastik dari periaran Sungai Musi, Sumatera Selatan” (2020) pada sampel air dari perairan Muara Sungai Musi ditemukan tiga jenis mikroplastik yaitu fragmen, fiber dan film.
Kemudian I Delya dalam “Analisis kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan kerang darah (Anadara granosa) di perairan Sungsang, Kabupaten Banyuasin” (2021) menemukan pada kerang darah ada jenis mikroplastik fiber paling dominan sebanyak 22,5 partikel/individu.
Ada juga penelitian Gracia Selvi Matulessy berjudul “Analisis Kandungan Mikroplastik pada Ikan Gulamah (Johnius Carouna) dari Muara Sungai Musi Kawasan Sungsang Banyuasin” (2023) dengan menggunakan tiga sampel ikan Gulamah menunjukan adanya kandungan mikroplastik pada ikan Gulamah yang ditemukan di muara sungai Musi kawasan Sungsang, Banyuasin dengan jumlah partikel mikroplastik yang ditemukan sebanyak 136 partikel dan dengan kelimpahan rata-rata sebesar 2.59 partikel/gram.
Karakteristik mikroplastik yang ditemukan pada ikan Gulamah dari muara sungai Musi kawasan Sungsang tersebut diantaranya warna mikroplastik yang ditemukan adalah hitam, merah, biru dan transparan. Sedangkan bentuk partikel mikroplastik yang ditemukan adalah pellet, fragment, fiber, dan film.
Ikan Paus Makan Plastik
Sebelum sampah mikroplastik ditemukan pada ikan yang ditangkap di Sungai Musi. Pada tahun 2018, jauh di belahan timur Indonesia, seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) mati dan terdampar di pantai Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Paus tersebut ditemukan terdampar di pantai Pulau Kapota pada 9 November 2018. Kemudian bangkai ikan dengan ukuran panjang sekitar 9,5 meter dengan puncak kelebaran 437 sentimeter tersebut dievakuasi Tim Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi bersama lembaga pegiat pelestarian alam World Wide Fund for Nature (WWF)dan tim dosen Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan (AKKP)Wakatobi, serta masyarakat sekitar.