Dari New York Lahir Karya AD Pirous Lukisan Kaligrafi Surat Al Ikhlas
Bagi Ade Setiawan, asumsi-asumsi tersebut sangat sederhana karena kenyataannya di Indonesia tak berkembang jenis tulisan Bihari (yang biasa digunakan di India), jenis tulisan Kufi sebetulnya merupakan produk kawasan Kufah di Persia. “Barangkali kedatangan kaligrafi ke Indonesia harus dirunut ke daerah asalnya, yaitu kawasan Arabia”.
Menurut AR Sirojuddin dalam “Peta Perkembangan Kaligrafi Islam di Indonesia” (2014), kaligrafi atau khath merupakan salah satu cabang seni Islam yang banyak menarik untuk dibicarakan. Salah satu daya tarik yang banyak mendapat perhatian para penulis sejarah dan kebudayaan adalah tentang dinamika pertumbuhannya yang heroik melebihi mazhab-mazhab tulisan lain di dunia.
AR Sirojuddin juga menuliskan, meskipun di Indonesia tidak melahirkan corak, gaya kaligrafi yang khas seperti pada negara lainnya, namun kemunculan kaligrafi pertama kali di Indonesia tercatat sejak abad ke-13.
Sirojuddin membagi perkembangan kaligrafi di Indonesia menjadi empat angkatan. Pertama adalah angkatan perintis pada rentang waktu 13-19 M. Bukti kaligrafi paling tua di Indonesia terdapat pada nisan-nisan kuno yang dibawa dari luar negeri dan sumber-sumber lain seperti kitab, mushaf Alquran seiring hadirnya kertas impor abad ke-17.
Kedua adalah angkatan orang-orang pesantren yaitu pada rentang waktu 1900 – 2000an M. Perkembangan pesantren membawa dampak pada perkembangan kaligrafi. Beberapa pesantren perintis kaligrafi diantaranya Pesantren Ampel Denta di Gresik, dan Pesantren Syekh Quro di Karawang.
Ketiga adalah angkatan pelukis dan pendobrak yaitu pada rentang waktu 1970 – 1980-an M. Kaligrafi mulai merambah ke berbagai media. Gerakan ini muncul mulai tahun 1970an seiring kemunculan para pelukis yang mempopulerkan “lukisan kaligrafi” atau “kaligrafi lukis”, untuk membedakan dengan “kaligrafi murni” yang sudah dikenal terlebih dahulu.
Beberapa tokoh pembawa gerakan ini adalah Prof Drs H Ahmad Sadali (ITB Bandung asal Garut), Prof Drs AD Pirous (ITB Bandung asal Aceh), Prof Dr H Amri Yahya (ASRI Yogyakart asal Palembang), Amang Rahman (AKSERA Surabaya asal Madura).
Keempat adalah angkatan kader MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) pada rentang waktu 1981 hingga sekarang. Perkembangan kaligrafi semakin menarik semenjak dijadikan salah satu cabang MTQ dari tingkat daerah sampai nasional.