Para Penerima Barokah Ramadhan
Kedelapan, para penjual buku agama, Alquran, dan ragam busana muslim. Ibadah Ramadhan bagi sebagian pihak identik dengan mendalami agama. Salah satunya adalah membaca Alquran, buku agama, dan tentu saja mengenakan busana muslim. Kendati sekarang sudah ada fasilitas Alquran di aplikasi android, tapi Alquran secara fisik tetap dibutuhkan. Baju muslim juga sama, termasuk pernak perniknya seperti peci, mukena, dan sarung. Ini berkaitan juga dengan Idul Fitri, tapi di Ramadhan tetap dibutuhkan. Mereka juga ikut merasakan barokahnya.
Kesembilan, para penerima sedekah. Lazim ditemukan di Ramadhan ini banyak warga yang mengaku sebagai penerima sedekah, berdiri di pinggir jalan, sebagian mendatangi rumah-rumah warga, dan lainnya kadang ikut antri di rumah yang sudah rutin bersedekah massal tiap Ramadhan. Terlepas dari apakah betul atau tidak mereka layak sebagai penerima sedekah, yang bisa dipastikan mereka bukan dari kalangan yang mampu secara ekonomi. Mereka seakan “mempermudah” umat Muslim lain yang memang disunnahkan untuk banyak sedekah di Ramadhan. Apapun itu, mereka mendapat rezeki lebih di Ramadhan.
Itulah sebagian keberkahan nyata Ramadhan yang mampu saya catatkan. Mungkin ada bentuk-bentuk dan pihak lain yang juga mendulang keberkahan, bisa saja, karena memang Ramadhan adalah keberkahan untuk semua. Tidak ada yang dirugikan, semua untung. Derajat keikhlasanlah yang akan menentukan.
Keberkahan nyata itu, idealnya diimbangi juga dengan keberkahan lain yang lebih hakiki, sebagaimana disampaikan Jalaludin Rumi di awal tulisan ini. Barokah nyata harusnya jadi barokah batiniah yang mampu membersihkan lahir dan batin. Barokah yang mesti ditunggu-tunggu setiap tahun, karena Ramadhan tidak saja memperbaiki diri tapi juga membantu sisi ekonomi. “Maka nikmat Tuhanmu manalagi kah yang engkau dustakan,” demikian peringatan Allah SWT dalam Surat Ar-Rahman. ©