Home > Literasi

Para Penerima Barokah Ramadhan

Barokah nyata harusnya jadi barokah batiniah yang mampu membersihkan lahir dan batin. Barokah yang ditunggu-tunggu setiap tahun, karena Ramadhan tidak saja memperbaiki diri tapi juga membantu sisi ekonomi.

Petugas mengamati posisi hilal 1 Ramadhan 1445 H (Ilustrasi). (FOTO: Antara/Fikri Yusuf)
Petugas mengamati posisi hilal 1 Ramadhan 1445 H (Ilustrasi). (FOTO: Antara/Fikri Yusuf)

Siapa yang bisa membuat itu? Ya para ibu-ibu rumah tangga. Uniknya lagi, jika anda datang ke Pasar Bedug saat menjelang magrib, yang tinggal hanya sisa-sisa. Semua laris, dan itulah keberkahan yang nyata.

Kedua, tukang parkir dadakan. Dikarenakan pasar bedug jadi sasaran kunjungan warga, maka prinsip ekonomi berlaku. Jika banyak warga datang, kendaraan pasti butuh parkir. Suatu hari saya coba hitung jejeran mobil yang parkir di sebuah Pasar Bedug (sebelah Fly Over Simpang Polda Palembang). Satu kali parkir ada 24 mobil berjejer, dan hanya berselang 15 menit, mobil gantian keluar masuk. Diperkirakan ada sekitar 100 terparkir dari jam 4 – 6 sore setiap hari. Setidaknya Rp. 200.00 sudah masuk, jumlah minimal. Itu baru mobil, apalagi sepeda motor yang silih berganti.

Soal apakah tukang parkirnya puasa atau tidak, biarlah itu urusannya dengan Allah SWT, yang jelas keberkahan itu nyata bagi mereka. Catatan lagi, mereka ternyata bukanlah yang berprofesi tukang parkir di hari biasa. Sebagian yang saya temukan adalah siswa SMU. “Nyari buat jajan lebaran”, begitu alasannya.

Ketiga, para Ustaz. Adakah masjid yang melakukan tarawih berjamaah yang tidak mengundang Ustaz sebagai penceramah? Rasanya tidak ada. Variasinya hanyalah ada masjid yang rutin setiap malam mengadakan ceramah singkat (bahasa lainnya Kultum/kuliah tujuh menit) ada yang tidak, ada yang hanya sekali seminggu, ada yang dua kali seminggu.

Tetapi bisa dipastikan selama Ramadhan, jadwal para Ustaz untuk ceramah sudah penuh, terutama di perkotaan. Mulai dari Ustaz yang sudah punya nama, Ustaz kondang, sampai pada para penceramah yang baru mencoba tampil ke publik. Jadi rahasia umum juga, usai ceramah maka Ustaz akan diselipi amplop. Besarnya variatif dan tidak ada patokan, tergantung kemampuan masjid.

Berapa isi amplop para Ustad? Tidak susah mencari tahunya, cukup lihat papan pengumuman masjid, tertera jelas “Honor Penceramah Ramadhan Malam ke Rp. 300.000”. Andai 20 malam saja sang Ustaz rutin mengisi ceramah, maka jumlah yang didapat di Ramadhan ini sudah sangat patut disyukuri. Alhamdulillah.

× Image