Home > Gaya Hidup

Agus Fatoni dan Fenomena Mudik Lebaran (Visiting Hometown On Idul Fitri Days)

Mudik gratis menggunakan kereta api (pertama kali di Sumatera Selatan atau Sumatera) difasilitasi Pemerintah Provinsi Sumsel.

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni di dalam lokomotif kereta api yang membawa pemudik gratis dari Stasiun Kertapati, Palembang. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni di dalam lokomotif kereta api yang membawa pemudik gratis dari Stasiun Kertapati, Palembang. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)

Fenomena Mudik

Banyak pakar ilmu sosial mengatakan mudik di Indonesia adalah fenomena menarik untuk dikaji dari berbagai aspeknya. Mudik bukan hanya budaya dan tradisi semata, juga peristiwa menarik, buktinya media massa perlu turun ke lapangan melakukan liputan langsung seperti pada media audio visual (televisi dan radio), media sosial (medsos) juga marak dengan informasi tentang mudik.

“Fenomena mudik jelas berkaitan erat dengan alasan kultural yang menyangkut tiga hal pokok”, tulis Abdul Hamid Arribathi & Qurotul Aini dalam “Mudik Dalam Perspektif Budaya dan Agama (Kajian Realistis Perilaku Sumber Daya Manusia)” (2018).

Tiga hal pokok tersebut, yaitu kebutuhan kultural untuk mengunjungi orang tua dan keluarga, berziarah ke makam kerabat, dan menilik warisan tinggalan keluarga di tempat asal. “Jika ketiga alasan itu tidak hadir, maka dapat dipastikan dorongan untuk mudik menjelang lebaran hampir tidak ada”, tulisnya.

Yang paling pokok dari ketiga hal tersebut, alasan untuk mengunjungi orang tua dan kerabat menjadi yang utama. Pada bangsa Indonesia, umumnya ada semacam kebutuhan kultural yang seolah-olah sebuah kekuatan yang mampu “memaksa” para perantau pulang kampung untuk mengunjungi orang tua dan kerabat mereka pada saat lebaran. Kebutuhan kultural itu begitu kuatnya dan mendorong orang untuk pulang mudik.

Abdul Hamid Arribathi & Qurotul Aini menarik kesimpulan bahwa mudik dalam perspektif psikologi adalah bagian kebutuhan fisilogis manusia yang harus dipenuhi (AbrahanMaslow) jika esensi mudik adalah untuk silaturahmi dan melepas rindu dengan keluarga dan sahabat.

Kemudian, kebutuhan mudik sulit terkikis dan belum tergantikan oleh mudahnya alat komunikasi seperti : handphone, telegram, email, sky dan teleconfrence. Mudik lebaran afalah asli tradisi dan budaya Indonesia, namun ada beberapa negara yang memiliki kesamaan dengan mudik seperti : China, India, Arab Saudi, Turki dan Malaysia. Esensi nilai-nilai mudik dengan tujuan untuk silaturrahmi (saling meminta dan memaafkan) sejalan dengan syariat Islam.

Dengan mudik gratis menggunakan kereta api (pertama kali di Sumatera Selatan atau Sumatera) difasilitasi Pemerintah Provinsi Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni telah membantu sebagian rakyat Sumsel untuk silaturahmi dan melepas rindu dengan keluarga dan sahabat di kampung halaman. (maspril aries)

× Image