Home > Gaya Hidup

Agus Fatoni dan Fenomena Mudik Lebaran (Visiting Hometown On Idul Fitri Days)

Mudik gratis menggunakan kereta api (pertama kali di Sumatera Selatan atau Sumatera) difasilitasi Pemerintah Provinsi Sumsel.

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni melepas pemudik gratis dari Terminal Alang-Alang Lebar menggunakan bus. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni melepas pemudik gratis dari Terminal Alang-Alang Lebar menggunakan bus. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)

“Tidak hanya menggunakan kereta api ada juga mudik gratis menggunakan bus. Jadi masyarakat yang mau naik bus dan kereta api diberikan gratis untuk mudik bersama dan serentak pada Idul Fitri 2024,” katanya.

Dari terminal Alang-Alang Lebar juga melepas 17 bus yang membawa 620 pemudik ke beberapa daerah di Sumatera dan Jawa. Tujuan para pemudik dari Palembang tersebut berangkat ke Surabaya (Terminal Tipe A Purbaya), Solo (Terminal tipe A Tirtodadi), Padang Sidempuan (Sumatera Utara), Medan (Terminal tipe A Amplas), Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Solok - Lubuk Basung (Sumatera Barat), Lahat - Pagaralam – Pendopo (Sumsel),

Lahat – Tebingtinggi (Sumsel), Musi Banyuasin - Lubuklinggau - Musirawas Utara (Sumsel), Kayuagung - Belitang - Muara Dua (Sumsel) dan Muara Enim - Baturaja - Martapura - Muara Dua (Sumsel).

Para pemudik tersebut tentu telah tiba di kampung halaman, bercengkrema dan bersendagurau dengan handai tolan yang sudah lama tidak berjumpa sambil terus menunaikan ibadah Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri tiba.

Mudik Budaya

Mudik lebaran atau visiting hometown on Idul Fitri days bagi mereka yang menanti setelah berpuasa Ramadhan selama satu bulan adalah sesuatu banget, sebuah peristiwa yang istimewa bagi setiap anak manusia yang melakoninya. Ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa mudik adalah hasrat satu tahun sekali, sekaligus satu tradisi atau budaya yang ada dalam bangsa kita.

Sebuah penelitian yang dilakukan Muskinul Fuad berjudul “Makna Hidup di Balik Tradisi Mudik Lebaran (Studi Fenomenologi atas Pengalaman Pemudik dalam Merayakan Idul Fitri di Kampung Halaman)” (2011) menarik empat kesimpulan dari penelitiannya tentang mudik lebaran.

Pertama, dalam perspektif logoterapi, mudik lebaran merupakan budaya masyarakat Indonesia yang potensial untuk dijadikan sebagai salah satu wahana dalam meraih hidup yang bermakna bagi para pemudik.

Kedua, makna hidup tersebut dapat diraih melalui pemahaman atas nilai­nilai yang terkandung dalam mudik lebaran, yaitu; kekerabatan, primordial, eksistensial, dan transformatif.

× Image