Ini Bukan Reality Show di Muba, Apriyadi Membedah 549 Rumah
Oleh karena itu, lahirlah program-program televisi yang menjadikan kemiskinan sebagai tema utama dan orang miskin sebagai aktor utamanya, seperti “Uang Kaget”, “Minta Tolong”, “Bedah Rumah”, “Orang Pinggiran”, “Jika Aku Menjadi”, dan lain sebagainya. Program-program yang lebih dikenal dengan reality show tersebut adalah salah satu genre program televisi yang tumbuh subur di Indonesia sejak awal tahun 2000-an.
Reality show sendiri adalah sebuah genre program televisi yang menampilkan adegan natural (alami), seakan-akan tidak menggunakan skenario. Reality show tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk komodifikasi kemiskinan, karena dengan mempermainkan objek tanda kemiskinan, mengambil kesempatan terhadap rakyat miskin untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Dalam penelitian tersebut menyebutkan, reality show yang menjadikan kemiskinan sebagai objek utama dapat menempati rating yang cukup tinggi. Berdasarkan data AGB Nielsen Media Research, bahwa tahun 2009 ada dua program acara reality show yang pernah menempati rating tertinggi yakni, “Bedah Rumah” dengan rating 4,57 persen, “Jika Aku Menjadi” dengan rating 4,73 persen.
Dari data itu terlihat stasiun televisi dan rumah produksi (production house) menjadikan program reality show kemiskinan sebagai sebuah program unggulan yang dapat meraup iklan sebanyak-banyaknya. “Rating tersebut dijadikan legitimasi oleh para produsen media untuk menentukan tarif iklan yang cukup tinggi kepada para pengiklan”, tulis peneliti Nosakros Arya dkk.
Pada masa itu reality show “Bedah Rumah” adalah salah satu program andalan televisi swasta RCTI, dengan menolong orang untuk merenovasi rumahnya menjadi layak huni selama satu hari.
Berapa biaya yang digunakan pada reality show “Bedah Rumah”? Para peneliti Bagian Ilmu Komunikasi Universitas Fajar dan Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin yang ada di Makassar menjelaskan, untuk program reality show “Bedah Rumah” biaya produksi yang dikeluarkan per episode ternyata hanya menghabiskan Rp15 Juta.