Home > Budaya

Antara Film Dirty Harry dan Film Dirty Vote Sebagai Dokumentasi Pemilu Kita

Film Dirty Vote masuk kategori sebagai film dokumenter, namun tetap sebuah film sebagai media komunikasi yang berguna menyampaikan pesan, ada gagasan di dalamnya, ada ajakan.

Para pendukung dan kru Film Dirty Vote.  (FOTO: Dok. Dirty Vote Official)
Para pendukung dan kru Film Dirty Vote. (FOTO: Dok. Dirty Vote Official)

Film Dokumenter

Film Dirty Vote walau masuk kategori sebagai film dokumenter, namun ini tetap sebuah film sebagai media komunikasi yang berguna menyampaikan pesan, ada gagasan di dalamnya, ada ajakan.

Mengutip dari seorang wartawan film JB Kristanto, secara garis besar, film dapat dibagi berdasarkan beberapa hal. Pertama, film dibedakan berdasarkan media yaitu layar lebar dan layar kaca. Kedua, film dibagi berdasarkan jenisnya, yaitu film non fiksi dan fiksi. Film non fiksi dibagi menjadi tiga, yaitu film dokumenter, dokumentasi dan film untuk tujuan ilmiah. Film fiksi sendiri dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu eksperimental dan genre.

Menurut John Grierson, salah satu bapak film dokumenter mendefinisikan film dokumenter sebagai demonstrasi penggunaan metode kreatif peristiwa atau kenyataan. Tujuan utama dari film dokumenter itu sendiri tidak hanya mengirim informasi, kreator juga berkeinginan agar penonton tidak hanya mengetahui subjek yang diangkat akan tetapi juga memahami dan mengetahui permasalahan atau persoalan yang dihadapi oleh subjek.

Definisi lainnya dari Ralph S. Singleton dan James A. Conrad (1940), dokumenter merupakan film dari sebuah peristiwa yang aktual. Peristiwa-peristiwa tersebut didokumetasikan dengan menggunakan orang-orang biasa dan bukan aktor.

Secara umum bisa diartikan bahwa film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan kenyataan dan dilandasi oleh fakta maupun data tanpa adanya unsur atau sentuhan fiktif di dalamnya.

× Image