Baca Buku Bernalar Sebelum Klik untuk Literasi Digital Menuju Indonesia Cakap Digital
Kedua buku ini selain tebal juga berat bobot kertasnya jika ditimbang. Buku “Jagat Digital Pembebasan dan Penguasaan” tebalnya 465 halaman. Dan buku “Dialektika Digital – Kolaborasi dan Kompetisi Antara Media Massa dan Platform Digital” tebalnya 479 halaman.
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria saat peluncuran buku ini di Jakarta menyampaikan, bahwa buku “Bernalar Sebelum Klik” memang penting dibaca oleh warganet di tengah masifnya konsumsi informasi melalui internet dan adanya fenomena clicking monkeys atau hanya membaca judul konten tanpa memeriksa kebenarannya.
Saya meng-“Amini” ucapan Wakil Menteri Kominfo tersebut, karena setelah membaca buku setebal 171 halaman ini, memang isinya adalah panduan tata cara bagaimana warganet ber-internet-ria secara sehat dan aman, tidak terpleset ke delik hukum dan tahu bagaimana etika ber-medsos-ria.
Seiring dengan perkembangan yang begitu pesat, salah satu aspek kehidupan manusia yang berubah adalah dalam mencari informasi. Teknologi digital dan teknologi informasi memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengakses, menganalisis, memilih, dan memanfaatkan berbagai informasi yang tersedia melalui multi platform yang tersedia.
Pada sisi lainnya, para pengguna teknologi digital tersebut masih banyak yang yang tuna literasi digital. Ke depan literasi digital menjadi salah satu keharusan yang dimiliki oleh setiap orang. Ketrampilan digital dan literasi digital menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas pada Presidensi Indonesia G20. Dan buku ini layak menjadi rujukan atau referensi untuk literasi digital. Sudah menjadi keharusan dan kewajiban semua warganet untuk “Bernalar Sebelum Klik” guna mendukung “Indonesia Makin Cakap Digital”. (maspril aries)