Pertempuran 5 Hari 5 Malam dan Amnesia Sejarah
Vebri Al Lintani mengaku, panitia mengharapkan kegiatan peringatan ini bisa dihadiri langsung Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Pangdam II/ Sriwijaya, Pj Gubernur Sumsel, Kapolda Sumsel dan Wali Kota Palembang serta pejabat terkait lainnya. “Panitia sejak November 2023 sudah menyampaikan surat ke Gubernur Sumsel, Pangdam I/ Sriwijaya, Kapolda Sumsel dan Wali Kota Palembang,” ujarnya.
Vebri pun menyampaikan harapannya, semoga pada Peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam Tahun 2025 para pimpinan tersebut bisa hadir dan ikut memperingati bersama masyarakat Palembang atau Sumatera Selatan.
Amnesia Sejarah
Harapan yang disampaikan Vebri Al Lintani yang juga seorang pelaku seni di Palembang adalah bagian dari ajakan bahwa pertempuran 5 hari 5 malam di Palembang tersebut adalah bagian dari sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang saat itu belum genap berusia dua tahun.
Mengutip dari laman Wikipedia, Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia (TRI/ Tentara Republik Indonesia) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Pertempuran 5 Hari 5 Malam tersebut adalah Palagan Palembang seperti ditulis dalam buku berjudul “Palagan Palembang Pertempuran Lima Hari Lima Malam Wong Kito Galo” yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat tahun 2012.
P5H5M yang terjadi di Palagan Palembang adalah salah satu penggalan sejarah Bangsa Indonesia. Peringatan yang dilaksanakan oleh berbagai komunitas di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan tersebut adalah bagian dari upaya agar tidak melupakan sejarah atau mengidap penyakit “amnesia sejarah”. Sekaligus menunaikan pesan dari Proklamator Bung Karno pada perayaan HUT RI tahun 1966 bertema “Jangan sekali-kali melupakan Sejarah!” yang kemudian dikenal dengan sebutan “Jas Merah”.