Home > Politik

Anak Penjaga Pantai yang Unggul pada Pilpres Turkiye (Bagian 2 Habis)

Erdogan sebagai pemimpin politik yang adil mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan

Sejarah mencatat, menurut Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, dalam “Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer,” (2015), Turki merupakan negara yang sebelumnya mendapat julukan sebagai negara sekuler, hal tersebut tidak terlepas dari peran pemimpin sebelumnya, yaitu Mustafa Kemal Attaturk yang menyusupkan ideologi sekuler di negara yang menjadi perbatasan antara Asia dan Eropa tersebut.

Pada tanggal 3 Maret 1924 secara resmi ia menghapus khilafah Turki Utsmani yang telah berjaya lebih dari 4 abad di wilayah Turki. Mustafa Kemal Attaturk membandingkan negara-negara Barat yang memposisikan agama berada di ruang privat dengan di bawah kontrol negara hingga berhasil membina peradaban yang maju. Oleh sebab itu, apabila Turki menghendaki pemerintahan yang tumbuh berkembang dan modern, berarti tidak ada acara lain selain meniru perdaban Barat dengan melakukan sekularisasi. Maka masyarakat Turki harus diubah menjadi seperti Barat.

Sebagai Perdana Menteri dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengembalikan nilai-nilai Islam di Turki dengan mengimplementasikan kebijakan politik pemerintahannya telah mampu mengangkat martabat masyarakat Turki yang mayoritas beragama Islam, begitu pula dengan keberhasilannya memberi kebebasan dalam menjalankan syariat Islam secara nyaman di kalangan masyarakat Turki.

Prestasi politik pemerintahan Erdogan mampu membangkitkan kembali Turki dari julukan sebelumnya sebagai “The Sick Man in Europe” menjadi negara yang sehat dan maju, bahkan diperhitungkan sebagai negara yang mampu memberikan konstribusi dalam menciptakan perdamaian.

Apakah pada Pemilu Turkiye 2023 Recep Tayyip Erdogan kembali memenangkan Pilpres kali ini? Kepada para pendukungnya di Ankara, Senin (15/5), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kepada para pendukungnya, masih bisa memenangkan pilpres. Namun, ia juga akan menghormati putusan rakyat Turki jika harus meneruskan pertarungan ke putaran kedua pilpres.

Pada pilpres kali ini Erdogan menghadapi persaingan ketat dari capres oposisi Kemal Kilicdaroglu. Jika hasil akhir penghitungan masih menunjukkan kedua kandidat di bawah 50 persen lebih, maka keduanya bertarung di putaran kedua pada 28 Mei 2023.

‘’Kita belum tahu apakah pilpres ini akan berakhir di putaran pertama. Namun, jika bangsa ini memilih untuk meneruskannya ke putaran kedua, hal itu juga akan saya terima,’’ kata Erdogan. (maspril aries)

× Image