Saefudin Menulis Disertasi tentang Raja Dangdut Rhoma Irama
![Rhoma Irama hadir pada ujian doktor Saefudin di UIN Raden Fatah Palembang. (FOTO: Dok Saefudin)](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250214183501-215.jpg)
KINGDOMSRIWIJAYA – “Banyak jalan menuju Roma” kata peribahasa. Tetapi bagi Saefudin jalan yang ia lewati untuk menuju cita-cita meraih gelar doktor diraihnya dengan menulis disertasi tentang Rhoma Irama sang Raja Dangdut.
Saefudin yang sehari-hari seorang ASN (Aparatur Sipil Negeri) pada Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang berkat disertasinya yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Lirik-Lirik Lagu Dangdut Rhoma Irama (Suatu Pendekatan Hermeunetika-Semiotika)”.
Disertasi tersebut dipertahankannya pada ujian terbuka yang berlangsung Pada 4 Desember 2019 lalu. Namun disertasi ini menjadi salah satu kelengkapan dokumen untuk mengusulkan musik dangdut menjadi salah satu warisan dunia takbenda (Intagible Culture heritage) ke Unesco.
Pada kesempatan tersebut Rhoma Irama pun mengundang Saefudin untuk tampil pada Podcast “Bisikan Rhoma” yang tayang, Jumat malam (14/2/2025). “Jangan lupa saksikan ya”, pesan Saefudin yang dikirim via Whatsapp.
Bagi Saefudin perkenalannya dengan Raja Dangdut Rhoma Irama bukan perkenalan yang instan tapi sebuah perjuangan yang panjang, seperti lagu Rhoma Irama yang berjudul “Perjuangan dan Doa” yang liriknya: “Berakit-rakit ke hulu - Berenang ke tepian - Sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu - Baru kemudian bersenang-senang”.
Surut jauh ke belakang ke tahun 80-an, di sebuah desa yang ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim). Siapakah yang menjadi idola anak-anak atau remaja desa di pelosok Jatim tersebut? Yang jelas bukan boyband dan girlband asal Korea sebagai tokoh idolanya, karena memang masa itu belum ada.