Home > Literasi

75 Tahun Harris Effendi Thahar dan Nasib Sastra Koran

Sekitar tahun 1985 mula-mula mengenal nama Harris Effendi Thahar dari sebuah surat kabar terbesar koran di Indonesia pada masa itu.

Kliping Cerpen Harris Effendi Thahar judul
Kliping Cerpen Harris Effendi Thahar judul "Kebulatan Tekad" yang pada zaman Orba jadi tren politik dukungan. (FOTO: Maspril Aries)

Apakah cerpen termasuk karya sastra? Menurut Kevin Pardede dan kawan-kawan dalam ‘Semangat Patriotisme dalam Karya Sastra Indonesia: Menelusuri ‘Nilai-Nilai Kebangsaan Cerita Pendek dengan judul “Piloe”, bahwa karya sastra adalah satu cabang seni yang diciptakan dikarenakan adanya suatu ide dan juga perasaan serta pemikiran yang dilakukan oleh seseorang dan satu hal tersebut berkaitan dengan unsur budaya dan diungkapkan melalui bahasa.

Karya sastra merupakan suatu syarat nilai-nilai pengalaman kehidupan, seperti nilai religius, nilai psikologis, nilai sosial kultural, dan nilai moral menjadi basis pengembangan pendidikan karakter dan sikap. Cerpen atau cerita pendek ini adalah sebuah karya sastra yang menceritakan kehidupan seseorang, namun diceritakan melalui tulisan yang pendek, tidak lebih dari 10.000 kata.

Cerpen adalah suatu karya sastra yang berbentuk karya fiksi yang memiliki sifat alur cerita yang pendek, baik dari peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, bahkan jumlah kata yang pendek dan tidak menggunakan kata yang sulit. Menurut Edgar Allan Poe, cerpen merupakan cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, dengan waktu sekitar setengah hingga dua jam.

Ada banyak studi atau karya ilmiah yang membahas cerpen-cerpen karya Harris yang tersebar di berbagai media massa dan buku. Seperti Yasnur Asri mengkaji cerpen “Si Padang” dalam “Analisis Sosiologis Cerpen ‘Si Padang’ karya Harris Effendi Thahar” (2011). Kemudian ada karya ilmiah yang dimuat dalam jurnal membahas buku kumpulan cerpen “Rumah Ibu” oleh Try Julian Adi Putra, Syafril dan Sudarmoko “Masalah Ibu dalam Kumpulan Cerpen Rumah Ibu Karya Harris Effendi Thahar: Tinjauan Sosiologi Sastra” (2022) dan “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Kumpulan Cerpen Rumah Ibu Karya Harris Effendi Thahar” (2023) oleh Yulia Sartika dan Erizal Gani (2023).

Melalui pendekatan sosiologi Alan Swingewood terhadap cerpen karya Harris Effendi Thahar, para peneliti menarik kesimpulan secara umum bahwa cerpen-cerpennya adalah refleksi sosial masyarakat di Indonesia khususnya di Sumatera Barat atau Minangkabau. Menurut Sapardi Djoko Damono, karya sastra selalu menampilkan gambaran kehidupan, sedangkan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dan menurut Umar Junus, karya sastra merupakan dokumen sosial budaya.

× Image