Home > Literasi

Iswadi Pratama Sutradara Teater Satu Terbitkan Buku Sebuah Lakon Bayangan Pucat Memudar

Sebagai sebuah naskah lakon atau naskah drama, buku ini tersusun dari sembilan Babak.

Iswadi Pratama saat berada di Jerman. (FOTO: Dok. Pribadi)
Iswadi Pratama saat berada di Jerman. (FOTO: Dok. Pribadi)

Dengan demikian, naskah lakon dan naskah drama tidak hanya berfungsi sebagai panduan bagi para pelaku seni, tetapi juga sebagai sarana untuk mengeksplorasi dan merefleksikan kehidupan manusia, seperti kehadiran buku “Sebuah Lakon – Bayangan Pucat Memudar” yang memang layak dibaca.

Siapa Iswadi Pratama

Dalam komunitas seni dan sastra nama Iswadi Pratama sudah dikenal luas. Tidak semua pembaca atau penikmat karya pria kelahiran Tanjung Karang, 8 April 1971 bisa kenal sosoknya. Iswadi Pratama adalah pendiri dari Teater Satu yang ada di Bandarlampung. Kelompok teater ini berdiri tahun 1996 diprakarsai Iswadi bersama istrinya Imas Sobariah. Selama 28 tahun teater ini berdiri sejumlah prestasi pernah diraih. Di dalam negeri, dua tahun meraih predikat Teater Terbaik se-Indonesia versi Majalah Tempo pada 2009 dan 2013. Tampil pada sejumlah festival teater di seluruh Indonesia seperti Ubud Writers and Readers Festival dan Festival Salihara.

Juga mengikuti residensi di luar negeri serta pementasan di Malaysia, Jerman, Australia, dan Jepang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Sanggar Teater Satu merupakan Rumah Budaya Nusantara tempat berproses kreatif dan tempat pertunjukan bagi siapapun yang ingin bekerja sama.

Dalam “Dekulturasi Budaya Yunani dalam Anthropodipus Adaptasi Oedipus di Colonus oleh Iswadi Pratama” (2024) Adhy Pratama Irianto, Jaeni, Sukmawati Saleh menulis, Iswadi Pratama, pendiri dan direktur artistik Teater Satu Lampung merupakan seniman yang memelajari dua disiplin ilmu seni sekaligus, sastra dan teater. Karya-karyanya sarat dengan kritik ideologis dan respon terhadap situasi politik dan lingkungan sekitarnya.

× Image