Afdfruk Foto Apaan Itu?, Apa Gen-Z dan Milenial Tahu?
Sejarah Afdruk
Afdruk foto adalah bagian dari sejarah fotografi yang terus berkembang dan berkemajuan. Dalam buku The History of Photography yang ditulis Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, menyebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, di Jazirah Arab seorang Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.
Jika minta bantuan pada AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan untuk membuatkan sejarah fotografi, maka akan memberikan jawaban, fotografi dimulai pada awal abad ke-19, ketika ilmuwan dan penemu mulai bereksperimen dengan cara-cara untuk merekam gambar.
Pada tahun 1826, Joseph Nicéphore Niépce di Prancis berhasil menciptakan gambar pertama yang dikenal sebagai “View from the Window at Le Gras.” Kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Gambar ini dihasilkan melalui proses yang disebut heliogravure, yang melibatkan penggunaan bahan fotosensitif. Inovasi pun terus berkembang. Kemudian dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi.
Kemudian tahun 1839, Louis Jacques Mande Daguerre memperkenalkan daguerreotype, metode pertama yang dapat menghasilkan gambar dengan detail yang tinggi dan dapat direproduksi. Proses ini melibatkan penggunaan pelat perak yang dipaparkan pada cahaya, kemudian diproses dengan bahan kimia. Atau penemuan fotografi dengan pelat logam. Tahun tersebut secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi
Pada akhir abad ke-19, muncul film fotografi yang lebih praktis. George Eastman memperkenalkan kamera Kodak pada tahun 1888, yang menjadikan fotografi lebih mudah diakses oleh masyarakat umum. Kamera ini menggunakan rol film yang memungkinkan pengguna untuk mengambil beberapa gambar sebelum film harus dicetak.
Setelah film fotografi menjadi populer, proses afdruk foto menjadi bagian penting dari budaya visual. Metode cetak seperti cetakan perak gelatin dan cetakan warna mulai berkembang. Cetakan ini sering diproduksi dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari album keluarga hingga karya seni.
Ayo Cetak Foto
Ajakan fotografer Yogi Ardhi “Ayo Cetak Foto Lagi” adalah potret mengenang proses afdruk, yakni proses pemindahan gambar dari kertas film di screen memakai bahan emulsi. Proses afdruk foto melewati beberapa tahapan dalam teknik afdruk foto secara manual yang dilakukan di dalam kamar gelap.
Mekanisme kerja atau proses afdruk foto ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama, pengambilan gambar yang diambil menggunakan kamera yang memanfaatkan film atau sensor digital. Dalam kasus film, cahaya yang masuk ke kamera akan mengubah komposisi kimia pada film tersebut.
Kedua dilakukan pengolahan film. Setelah pengambilan gambar, film harus diproses di laboratorium fotografi. Proses ini melibatkan pengembangan film menggunakan bahan kimia yang akan mengubah gambar yang terpapar cahaya menjadi gambar yang dapat dilihat.
Ketiga, cetak gambar. Setelah film diproses, gambar dapat dicetak menggunakan berbagai metode. Salah satu metode yang paling umum adalah cetakan perak gelatin, di mana negatif film ditempatkan di atas kertas foto sensitif cahaya dan kemudian dipaparkan pada cahaya.
Keempat, pengeringan dan finishing. Setelah proses pencetakan selesai, gambar harus dikeringkan dan dapat melalui proses finishing, seperti pemotongan dan penambahan bingkai.