Mengenang 113 Tahun Naguib Mahfouz dari Sebuah Coffee Shop di Khan el-Khalili
Trilogi Kairo adalah novel tiga jilid yang berjumlah sekitar 1500 halaman, yang merupakan potret dari kehidupan masyarakat Mesir dalam tiga zaman: masyarakat tradisional, masa peralihan dan kehidupan masyarakat modern. “Orang yang membaca novel Mahfuz (Mahfouz) secara tuntas akan dibawa untuk mengarungi seluk-beluk peri kehidupan masyarakat Mesir yang tidak selalu mudah ditembus”, tulis Novriantoni Kaharudin dalam “Dari Nuktah Menuju Nobel Sastra: Menyimak Najib Mahfuz Berkisah”.
Sebagai sastrawan Mesir yang terkenal. Ada karyanya berjudul Awlad Haritna (Anak-anak Kawasan Kami) yang dilarang oleh pemerintah Mesir pada tahun 1959 pada masa Pemerintah Mesir di bawah kepemimpinan Presiden Gamal Abdel Nasser.
Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, kita dapat memahami karya-karya Mahfouz sebagai refleksi dari masyarakat dan budaya yang melahirkan karya tersebut. Karya-karyanya dapat dilihat sebagai kritik terhadap masyarakat Mesir dan pemerintah, serta sebagai peringatan akan pentingnya kebebasan berekspresi dan demokrasi.
Kemudian karyanya berjudul Al-Liss wa Al-Kilab (Pencuri dan Anjing-Anjing), yang diterbitkan pada tahun 1961 dan dianggap sebagai salah satu karya sastra Arab paling penting abad ke-20.
Meskipun Mesir berada di bawah tekanan rezim yang mengekang kebebasan berekspresi, Mahfouz tetap konsisten dalam menyuarakan pandangannya. Dalam novel The Harafish, ia menggambarkan perjuangan kelas bawah melawan penindasan. Karya ini, seperti banyak karyanya yang lain, mencerminkan kondisi sosial yang kompleks di Mesir. Mahfouz menggunakan sastra sebagai medium untuk menyampaikan kritik sosial, meskipun harus berhadapan dengan risiko penangkapan atau pembatasan.
Pada tahun 1994 Mahfouz pernah diserang oleh seorang ekstremis Islam yang menuduhnya menghujat Islam melalui karya-karyanya. Meskipun ia selamat, insiden ini menunjukkan betapa berbahayanya menjadi seorang penulis di tengah ketegangan politik dan agama di Mesir.