Home > Politik

Tak Bersua Kata Transisi Energi pada Visi-Misi Cagub Sumsel

Cara sederhana mencari apakah ada program transisi energi pada tiga pasang calon kepala daerah adalah dengan membedah isi dari visi-misi yang mereka usung untuk masa lima tahun ke depan jika mereka terpilih.

Flyer diskusi publik Transisi Energi. (FOTO: RG Forum)
Flyer diskusi publik Transisi Energi. (FOTO: RG Forum)

Di Indonesia transisi energi telah menjadi bagian dari program pemerintah di bidang energi. Transisi energi membutuhkan ketersediaan teknologi, infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi. Indonesia menargetkan untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat jika tersedia dukungan internasional yang cukup. Sampai tahun 2025 Indonesia menargetkan 23 persen energi primer berasal dari EBT.

Di daerah pemerintah provinsi dapat berperan dalam merumuskan kebijakan lokal untuk mendorong investasi EBT, mengidentifikasi potensi sumber daya lokal. Di Sumsel, panas bumi atau geotermal sebagai EBT ada Lumut Balai, Kabupaten Muara Enim dan Rantau Dedap, Kabupaten Lahat. Di Lumut Balai telah beroperasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi [PLTP] oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan kapasitas 55 MW, dan PLTP Rantau Dedap kapasitas 86 MW oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap.

Sumsel juga memiliki potensi EBT tenaga surya dan air. BUMN PT Bukit Asam (PTBA) Tbk yang berkantor pusat di Tanjung Enim kini juga telah memperluas bidang usahanya ke energi dengan menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PTBA telah membangun PLTS pada jalan tol Bali Mandara dan PLTS di atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta. Dua PLTS ini sukses memangkas emisi hingga 618,5 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) sepanjang Januari-Oktober 2023. Jumlah emisi yang dipangkas dalam 10 bulan ini setara dengan menanam 847 pohon.

Siapa pun yang menjadi kepala daerah (gubernur) Sumsel lima tahun ke depan harus tahu dan mengerti keterkaitan transisi energi seperti dengan perubahan iklim, karena menurut Rabin Ibnu Zainal Direktur Pilar Nusantara yang menjadi penanggap pada diskusi publik “Mendalami Komitmen Calon Kepala Daerah Dalam Transisi Energi di Sumsel”, pengetahuan banyak calon kepala daerah tentang transisi energi baru pada tataran pengetahuan dasar.

Transisi energi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Beralih dari energi fosil ke EBT yang rendah atau nol emisi maka transisi energi membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah kenaikan suhu bumi yang berbahaya.

Harus diingat bahwa keberhasilan transisi energi membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah pusat dan daerah bukan sekedar lip service, juga butuh investasi tidak kecil, regulasi yang mendukung, serta partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta. (maspril aries)

× Image