Home > Literasi

Berkenalan dan Memahami Teknik dan Strategi Silent Reading

Saat membaca mereka hening, berkonsentrasi membaca dan memahami isi buku, tidak ada suara, tidak ada yang bermain dengan telepon selulernya.
Foto keluarga ala Plbbook Party setelah silent reading dan diskusi (FOTO: IG @plbbookparty))
Foto keluarga ala Plbbook Party setelah silent reading dan diskusi (FOTO: IG @plbbookparty))

KINGDOMSRIWIJAYA – Setiap akhir pekan di Palembang, ada sekumpulan anak muda, boleh juga disebut Generasi Milenial atau Generasi Z (Gen-Z) yang selalu bertemu di satu tempat yang telah ditentukan. Setiap pertemuan, jumlah mereka ada lebih dari 10 orang. Dalam pertemuan itu mereka selalu memulai ritualnya membaca buku bersama-sama, masing-masing membaca buku yang berbeda-beda judul sesuai dengan minat atau selera bacaannya.

Saat membaca mereka hening, berkonsentrasi membaca dan memahami isi buku, tidak ada suara, tidak ada yang bermain dengan telepon selulernya dan sebagainya. Dua komunitas baca yang aktif bertemu, membaca hening tidak bersuara pada setiap akhir pekan, mereka adalah Palembang Book Party (Plbbbbokookparty) dan Kelana Book Club Palembang.

Mengapa mereka membaca diam, hening tak bersuara atau ada yang menyebut “membaca dalam hati”? Dalam setiap pertemuan atau mereka beri nama bookmates, seperti di Plbookparty mereka menyusun acara, pertama ramah tamah dilanjutkan membaca dan bersantai (membaca hening). Lalu rehat dan tukar pandang (diskusi tentang buku yang dibaca), daikhir dengan foto “keluarga” seluruh peserta.

Mengapa harus membaca dengan hening atau membaca dalam hati? Apa itu membaca itu membaca sambil diam dan konsentrasi tidak bersuara? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari mulai dengan mengerti apa itu membaca? Membaca adalah proses memahami teks yang tertulis (di buku atau medium cetak dan juga di layar gadget atau medium digital.

× Image