Pertamina Mengembalikan Kejayaan Minyak Prabumulih
“Dari pengeboran dalam OPL di kedua struktur tersebut menghasilkan produksi yang melampaui target, sehingga produksi harian minyak di lapangan Adera mencapai puncaknya sebesar 4.210 BOPD. Kedepan, masih terdapat rencana kerja seperti pengeboran, workover, dan pemeliharaan tekanan atau pressure maintenance yang akan dilaksanakan hingga 2034, sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati bersama SKK Migas”, ujarnya.
PEP Adera Field merupakan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dibawah pengawasan SKK Migas dan merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PHR Regional Sumatera Zona 4, mengemban amanah dalam melaksanakan kegiatan operasi Migas di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Prabumulih, dan Muara Enim, Sumatera Selatan.
Sejarah Migas Prabumulih
Sukses produksi minyak dari Prabumulih Field dan Adera Field mengingatkan kembali pada kejayaan daerah ini dan sekitarnya yang pada tahun 1960/1961 pernah mencatat produksi minyak rata-rata 12.000 meter kubik perhari atau setara 75.000 barel perhari.
Wilayah Prabumulih, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Pali dicatat dalam sejarah merupakan wilayah atau lokasi pertama ditemukannya minyak bumi di wilayah Nusantara yang masa itu dikuasasi pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Menurut Pria Indirasardjana dalam bukunya ”2020 Indonesia dalam Bencana Krisis Minyak Nasional” (2014), pengeboran minyak pertama di Indonesia dilakukan oleh pegawai Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschppij (NKPM, yang dikenal juga dengan sebutan Stanvac)—perusahaan minyak yang didirikan oleh Standard Oil of New Jersey (SONJ), Amerika Serikat, yang mata bornya menembus lapisan lunak pada kedalaman sekitar 5 meter saja di daerah Talang Akar, Pendopo, Sumatera Selatan.
Prabumulih dalam sejarah perminyakan disebut Komplek Palembang Selatan (KPS). Pertama kali minyak bumi ditemukan di daerah ini oleh bangsa Belanda tahun 1870 pada rembesan puncak antiklin di Kampong Minyak. Tahun 1896 daerah ini dikembangkan dan diproduksi minyak bumi dari sumur dangkal sedalam 65 metyer di Kampong Minyak dan Babat oleh Muara Enim Petroleum Company.