Home > Politik

Ada Politik Gentong Babi di Pilkada?

Politik gentong babi adalah salah satu cara calon kepala daerah dan tim pendukungnya mencari dukungan dengan cara yang tidak etis.

Ilustrasi Bansos. (FOTO: Republika)
Ilustrasi Bansos. (FOTO: Republika)

Sementara politik gentong babi lebih kompleks dan melibatkan manipulasi sosial. Praktik ini tidak hanya berfokus pada imbalan uang, tetapi juga mencakup berbagai bentuk dukungan, seperti bantuan sosial, akses ke sumber daya, dan bahkan pengaruh dalam isu-isu sosial tertentu.

Praktik politik gentong babi berusaha untuk membangun hubungan jangka panjang dengan kelompok tertentu. Meskipun praktik ini juga manipulatif, pelaku politik gentong babi cenderung berusaha membangun loyalitas di antara pemilih dengan cara memberikan janji dan dukungan, yang diharapkan akan menghasilkan suara dalam jangka panjang.

Dampak dari politik gentong babi dan politik uang sama-sama merusak demokrasi. Dampak dari politik uang biasanya langsung terlihat, dengan peningkatan suara untuk kandidat tertentu, namun sering kali mengakibatkan kerusakan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemilu dan menurunkan kualitas demokrasi.

Di sisi lain, dampak politik gentong babi mungkin lebih lambat dan lebih kompleks. Meskipun praktik ini juga merusak kepercayaan masyarakat, efeknya sering kali berlanjut dalam bentuk ketergantungan pada kandidat yang memberikan imbalan. Hal ini dapat menciptakan pola pemilihan yang berulang di mana masyarakat terus bergantung pada dukungan dari kandidat tertentu.

Politik gentong babi mengorbankan nilai-nilai demokrasi dan menjadikan konstituen atau pemilih sebagai objek eksploitasi. Masyarakat yang seharusnya memiliki hak untuk memilih berdasarkan visi, misi, dan program kerja calon kepala daerah, justru dipengaruhi oleh tawaran imbalan yang bersifat sementara.

Menurut anda, apa ada praktik politik gentong babi pada pilkada di daerah anda, yang akan berlangsung serentak 27 November 2024? (maspril aries)

× Image