Kekhawatiran Hilangnya Songket Marga Danau
Itu juga sekaligus menjadi bukti bahwa kerajinan songket pernah berkembang di Pedamaran. Namun, sejalan hilangnya para pengrajin, maka hilang juga songket tersebut. “Oleh sebab itu, menjadi penting untuk menggali kembali dan menghidupkan kerajinan songket Marga Danau di Pedamaran”, ujar staf pengajar pada FKIP Unsri.
Entrepreneurship Songket
Menurut Agustina Bidarti jika melihat potensi kain songket yang terus dipergunakan dalam adat istiadat di Pedamaran, maka secara entrepreneurship, songket memiliki potensi besar untuk dikembangkan kembali di Pedamaran.
Hasil kerajinan songket Marga Danau ini dapat dipasarkan ke Palembang di tempat penjualan Pasar 16 Ilir Komplek Pertokoan Ilir Barat Permai atau di outlet-outlet rumah songket di Kampung Suro Palembang. “Selain itu, sebagian songket Marga Danau Pedamaran juga bisa dijual di pasar kalangan Desa Baru, Pasar Serinanti atau Pasar Kayuagung. Sehingga bisa menjadi potensi ekonomi masyarakat pedesaan. Sekaligus, menjadikan kembali Pedamaran 6 sebagai Kampung Songket Marga Danau”, katanya.
Kegiatan Pengabdian Unsri di Pedamaran berlangsung selama tiga bulan, sejak Agustus hingga akhir Oktober 2024. Kegiatan dipusatkan di rumah Elvika Gebul Ketua Kelompok Sungkitan Marga Danau. Selain para dosen pengabdian ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa.
“Kami terimo kaseh nian ngan Unsri. Kami tahu ternyato di Pedamaran ado songket. Alhamdullilah, bapak-bapak kami jugo pacak belajar buat ATBM Songket. Terus kito jugo belajar nenun songket iko”, kata Elvika
Elvika berharap, pengabdian dengan memberikan pelatihan dari Unsri bukan
Hanya untuk tahun ini. “Kalu pacak ado kan lagi tahun-tahun luan iko. Agar kami ko tiap anggota ado alat tenun betot sorang”, ujarnya. (D Oskandar)